5 Fakta di Balik The Power of the Dog

CNN Indonesia
Senin, 14 Feb 2022 06:40 WIB
Berikut lima fakta soal The Power of the Dog.
The Power of the Dog memang fenomenal. Sejak pertama kali rilis di Venince International Film Festival pada 2 September 2021, film ini terus menuai pujian. (dok. Netflix)

3. Dari Montana ke Selandia Baru

Menurut catatan produksi The Power of the Dog yang diperoleh CNNIndonesia.com dari Netflix, film ini semula akan syuting di Montana, wilayah asal Thomas Savage yang juga latar cerita film ini.

Namun ketika Jane Campion datang ke Montana untuk survei, Montana bukan lagi daerah peternakan pedalaman seperti pada 1925 seperti dalam kisah The Power of the Dog. Pembangunan di mana-mana dan tidak sesuai dengan latar cerita.

Hingga kemudian, Jane Campion putar balik dan mulai melirik kampung halamannya sendiri, Selandia Baru, sebagai lokasi syuting. Ia pun memilih sebuah wilayah tak berpenduduk di pedalaman Pulau Selatan di Selandia Baru yang dianggap memiliki topografi mirip Montana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada hari kedua mengecek sekitar Pulau Selatan, yang saya tahu betul, saya dibawa ke sebuah properti dekat area Hawkun Ranges di Central Otago," kata Jane Campion.

"Saya jatuh cinta dengan itu. Itu begitu terpencil dan 360 derajat kosong melompong dengan jajaran bukit menakjubkan di belakangnya yang terasa sangat atmosferik. Pada akhirnya, syuting di Selandia Baru bukan kompromi, itu pilihan terbaik," lanjutnya.

The Power of the DogKetika Jane Campion datang ke Montana untuk survei, Montana bukan lagi daerah peternakan pedalaman seperti pada 1925 seperti dalam kisah The Power of the Dog. (KIRSTY GRIFFIN/NETFLIX)

4. Pandemi Jadi Berkah

The Power of the Dog sama seperti film-film lainnya, dihantam pandemi Covid-19 hingga terpaksa harus menghentikan produksi.

Namun film ini terbilang beruntung mengingat pandemi datang ketika syuting di Pulau Selatan telah rampung dan ketika produksi tengah fokus di studio di Auckland.

Produksi The Power of the Dog juga harus terhenti selama empat bulan. Apalagi Selandia Baru juga menerapkan lockdown sehingga semua jadwal dan prioritas produksi berubah.

Semula, Campion menerima 'nasib' bila film ini mungkin tak akan pernah selesai. Namun seiring kasus baru Covid-19 Selandia Baru sempat nol selama beberapa waktu, itu jadi kesempatan untuk memulai kembali produksi.

Apalagi, beberapa pemain memutuskan untuk tidak keluar dari Selandia Baru seperti Benedict Cumberbatch. Beberapa pemain lainnya juga bisa datang kembali ke Selandia Baru dengan prokes ketat sehingga memudahkan produksi berjalan kembali.

"Saya pikir lockdown sesungguhnya memperkaya proyek ini. Itu memberikan kami rehat, sebuah peluang untuk menyelam lebih dalam atas apa yang kami lakukan dan mendapatkan lebih banyak perspektif," kata Jane Campion.

"Saya kembali ke film dengan sedikit lebih bersyukur atas kesempatan tersebut. Saya merasa segalanya dan semua orang lebih berharga," lanjutnya.

NEW YORK, NEW YORK - OCTOBER 01: Actor Benedict Cumberbatch attends Pemeran George Burbank, Jesse Plemons mengaku sempat kesal dengan Benedict Cumberbatch yang melakukan method acting demi mendalami perannya sebagai Phil Burbank.
: (Getty Images via AFP/SLAVEN VLASIC)


5. Benedict Cumberbatch Bikin Kesal

Pemeran George Burbank, Jesse Plemons mengaku sempat kesal dengan Benedict Cumberbatch yang melakukan method acting demi mendalami perannya sebagai Phil Burbank.

Method acting merupakan sebuah proses pendalaman karakter yang dilakukan seorang aktor terhadap perannya. Mereka kadang begitu menyerap karakter tersebut hingga bertindak 'terlalu jauh' seperti mendiang Heath Ledger.

Dalam sebuah wawancara dengan Variety, Plemons mengisahkan bahwa Cumberbatch sempat memanggilnya "big boy" alih-alih "fatso" atau gendut seperti dalam naskah.

Panggilan "big boy" sebagian besar dianggap sebagai ledekan atau sapaan terhadap orang dewasa yang dianggap kekanak-anakan, atau panggilan 'remeh' terhadap seseorang.

"Ada satu kali dia [Benedict Cumberbatch] membuat saya marah. Dia bilang 'Hey big boy'. Bukan 'fatso'," kata Plemons.

"Beberapa orang dalam hidup saya pernah mengatakan itu dan saya melabraknya. [Kemudian saya bilang ke Cumberbatch], kau menjengkelkan. Dia kemudian meminta maaf. Saya bilang 'tak apa, tadi bagus." lanjutnya, dikutip dari Screen Rant.

(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER