Tanah yang dipakai dalam ritual tersebut juga diambil dari tempat-tempat yang dianggap terbaik di Indonesia. Terlebih, ini adalah peristiwa bersejarah yang mungkin hanya terjadi satu kali.
"Ini mungkin terjadinya sekali ini saja, maka ritual harus betul-betul bermakna, di situlah lalu muncul ritual seperti yang digagas pemerintah ini," kata Heddy.
Lebih lanjut, Heddy mengatakan bahwa kendi yang menjadi judul ritual adat tersebut merupakan barang penting dalam acara masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya dalam ritual pindah rumah, kendi juga dipakai dalam acara lain, seperti mengantar jenazah dan dalam beberapa acara peresmian, misalnya peresmian kereta api, bus, atau kapal. Untuk itu, acara pemindahan ibu kota negara juga menggunakan nama kendi.
Selain itu, kendi juga disebut Heddy memiliki makna khusus. Ia lalu mengungkap makna di balik simbol kendi dalam ritual ini.
"Kendi itu kan [pertemuan] tanah dan air. Kendi itu terbuat dari tanah, dan isinya air, dan buat orang Indonesia, tanah air itu ya nomor satu," kata Heddy.
"Jadi kendi itu melambangkan itu, tanah air, dan itu penanda yang penting dalam hidup kita. Makanya ritualnya disebut ritual kendi," lanjutnya.
Tak hanya itu, kendi juga dipakai oleh leluhur bangsa Indonesia. Heddy mengatakan bahwa Mpu Bharada juga menggunakan air kendi untuk membuat batas.
"Dulu orang kalau membuat batas ya dengan mengucurkan air dari kendi. Jadi seperti itu. Jadi itu tidak asing lagi. Jadi itu berakar dari tradisi kita," kata Heddy.
Oleh sebab itu, ia menyayangkan semakin banyak generasi saat ini yang menganggap ritual itu sebagai klenik. Karena sejatinya, ritual semacam ini masih berlaku pada masyarakat di pedesaan.
"Masih kental sampai sekarang. Memang tidak setiap hari kita lihat, tapi ketika ada upacara penting pasti ada kendi, karena kendi itu simbol penting sekali. Sama seperti tumpeng, kalau tumpeng kita potong, kalau kendi kita pecah," kata Heddy.
(nly/end)