Jakarta, CNN Indonesia --
Ada hal yang berbeda ketika melihat kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them menjelang perilisan saga ketiganya pada pekan depan. Film pertama saga prekuel Harry Potter ini, meski terlihat menyenangkan, sejatinya menyimpan cerita yang kelam.
Bagi banyak penggemar Harry Potter alias Potterhead pada 2016 lalu, film ini mungkin lebih terasa sebagai obat rindu pasca saga Harry Potter berakhir dalam Deathly Hallow Part 2 pada 2011.
Apalagi, kisah ini semula hanya berupa sebuah buku fiksi berisi informasi berbagai hewan sihir yang ada di dunia Harry Potter. Tanpa ada embel-embel cerita personal dari 'penulis' buku itu, Newt Scamander.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, ketika JK Rowling memutuskan untuk mengembangkan kisah zoologis tersebut dan menempatkannya pada fase sebelum kisah Harry Potter dimulai, Fantastic Beasts and Where to Find Them menjadi pelipur lara sekaligus dunia baru yang mengundang penasaran para Potterhead.
Setelah 5 tahun berlalu dan babak ketiga saga ini akan rilis usai berbagai drama, kini melihat babak pertama dari lima babak Fantastic Beasts jelas terasa berbeda dan menimbulkan pemahaman yang tak terpikirkan di masa itu.
JK Rowling secara halus masih menggunakan pola yang mirip dengan saga Harry Potter pada saga Fantastic Beasts, yaitu memulai saga dengan film yang mengundang decak kagum dan penuh warna hingga kemudian perlahan berganti jadi lebih kelam dan sedih.
Hal itu terlihat dari bagaimana Rowling menggambarkan dunia baru bagi para Potterhead ini dengan mengenalkan sosok Newt Scamander dengan lebih dekat.
 Review: ada yang berbeda ketika melihat kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them menjelang perilisan saga ketiganya pada pekan depan. (Dok. Warner Bros) |
Uniknya, nama Scamander sebenarnya terbilang jarang disebut dalam kisah Harry Potter. Ia lebih dikenal sebagai lulusan Hogwarts yang tergila-gila dengan hewan sihir dan membuat buku yang menjadi referensi pembelajaran.
Dalam saga Harry Potter, sosok penggila hewan sihir pun sebenarnya lebih diwakilkan oleh Hagrid. Berbeda jauh dengan Newt Scamander hanya dikenal sebagai penulis buku pelajaran sekolah.
Namun pemilihan sosok yang 'tak terkenal' ini justru menguntungkan dari aspek pengembangan cerita. JK Rowling jelas bisa bereksplorasi lebih liar dan lebih dalam terkait mengembangkan semesta Scamander.
Hal itu terlihat dari bagaimana Rowling berusaha mencocokkan cerita dan menghubungkan semesta Scamander dengan semesta Harry Potter. Rowling menggunakan potongan-potongan cerita yang sudah dikenal Potterhead sebelumnya sebagai jembatan antar semesta.
Misalnya saja soal kisah upaya Grindelwald yang menyebabkan teror di dunia sihir sebagai latar Fantastic Beasts and Where to Find Them. Berbagai konflik hingga pertarungan yang terjadi dalam film ini tak bisa dilepaskan dari kehidupan aksi penyihir hitam terbesar sebelum Lord Voldemort itu.
Bahkan, Fantastic Beasts and Where to Find Them sebenarnya cenderung lebih terasa mengisahkan soal Grindelwald dibandingkan Newt Scamander sendiri.
Selain itu, JK Rowling juga terlihat lebih memasukkan unsur humanisme dalam saga Fantastic Beasts sejak awal. Unsur ini lebih terasa dibandingkan dengan cerita saga awal Harry Potter yang lebih banyak berisi fantasi dan keceriaan.
Review film Fantastic Beasts and Where to Find Them...
Kisah humanisme dalam Fantastic Beasts and Where to Find Them itu dituang Rowling dalam cerita hidup Credence Barebone yang dimainkan Ezra Miller. Credence menggambarkan penderitaan anak-anak yang mengalami perundungan.
Gejolak penderitaan psikologi karena perundungan itu diwakilkan dengan obscurus, alias manifestasi energi sihir yang direpresi dan kemudian berubah menjadi parasit.
Obscurus dikisahkan seringkali tidak terkendali hingga bisa membahayakan nyawa penderita dan lingkungannya. Hal itu mirip dengan kondisi jiwa manusia yang tak stabil dan menyebabkan penderitanya bertindak nekat atau membahayakan.
Ezra Miller sendiri dengan baik menggambarkan potret penyihir yang memiliki obscurus akibat perundungan. Depresi, putus asa, hingga kesepian yang mendalam terpancar dari aktingnya.
Apalagi kisah Credence ini terbilang spesial lantaran penyihir dengan obscurus sebelumnya dipahami tak bisa bertahan hidup lebih dari usia delapan tahun. Namun dalam kasus Credence, ia mampu bertahan hidup hingga terbilang dewasa.
Kisah soal obscurus ini sebenarnya juga mengingatkan saya akan pengalaman kelam di hidup Albus Dumbledore, yang saya yakin juga dipahami oleh para Potterhead, yaitu soal adik bungsu Albus yang bernama Ariana.
Kisah Ariana yang tertuang dalam novel ketujuh Harry Potter tersebut juga tak bisa dilepaskan dari konflik Albus dengan sahabat sekaligus orang spesial di hatinya, Gellert Grindelwald.
 Review: ada yang berbeda ketika melihat kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them menjelang perilisan saga ketiganya pada pekan depan. (Dok. Warner Bors Pictutes via IMDb) |
Konflik itu pula yang kemudian dikembangkan dalam saga kedua, dan konon ketiga, dari waralaba Fantastic Beasts.
Maka dari itu, ketika saya melihat kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them usai lima tahun, saya bertanya-tanya akan gambaran besar yang sudah disiapkan oleh JK Rowling atas waralaba ini. Mengingat sejauh ini, baru tiga dari lima film yang sudah digarap.
Terlepas dari kompleksitas dan fokus Fantastic Beasts and Where to Find Them yang terasa melebar, menyaksikan lagi film rilisan 2016 ini membuka kembali rasa kecewa yang saya rasakan saat Johnny Depp didepak dari waralaba ini.
Bagi saya, aksi Johnny Depp sebagai Grindelwald kadung meninggalkan kesan. Terkenal sebagai aktor yang sukses menghidupkan karakter yang dimainkan, Johnny Depp terpilih sebagai Grindelwald sebenarnya terasa sebagai keputusan terbaik.
Bahkan saya lebih mendukung Johnny Depp menjadi Grindelwald dibanding Jude Law menjadi Albus Dumbledore. Hal ini karena saya merasa semesta dunia sihir JK Rowling ini tak pernah konsisten dengan tampilan usia Dumbledore.
Terlepas dari kekecewaan tersebut, saya juga menantikan aksi Mads Mikkelsen menggantikan Johnny Depp sebagai Grindelwald dalam Fantastic Beasts The Secrets of Dumbledore yang rilis 13 April mendatang.
Pada akhirnya, menyaksikan kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them meninggalkan kesan dan pemahaman yang berbeda dibanding ketika melihatnya pertama kali pada lima tahun lalu.
[Gambas:Youtube]