Review Film: Fantastic Beasts and Where to Find Them

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 20:45 WIB
Review: ada yang berbeda ketika melihat kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them menjelang perilisan saga ketiganya pada pekan depan.
Review: ada yang berbeda ketika melihat kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them menjelang perilisan saga ketiganya pada pekan depan. (dok. Warner Bors Pictures via IMDb)

Kisah humanisme dalam Fantastic Beasts and Where to Find Them itu dituang Rowling dalam cerita hidup Credence Barebone yang dimainkan Ezra Miller. Credence menggambarkan penderitaan anak-anak yang mengalami perundungan.

Gejolak penderitaan psikologi karena perundungan itu diwakilkan dengan obscurus, alias manifestasi energi sihir yang direpresi dan kemudian berubah menjadi parasit.

Obscurus dikisahkan seringkali tidak terkendali hingga bisa membahayakan nyawa penderita dan lingkungannya. Hal itu mirip dengan kondisi jiwa manusia yang tak stabil dan menyebabkan penderitanya bertindak nekat atau membahayakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ezra Miller sendiri dengan baik menggambarkan potret penyihir yang memiliki obscurus akibat perundungan. Depresi, putus asa, hingga kesepian yang mendalam terpancar dari aktingnya.

Apalagi kisah Credence ini terbilang spesial lantaran penyihir dengan obscurus sebelumnya dipahami tak bisa bertahan hidup lebih dari usia delapan tahun. Namun dalam kasus Credence, ia mampu bertahan hidup hingga terbilang dewasa.

Kisah soal obscurus ini sebenarnya juga mengingatkan saya akan pengalaman kelam di hidup Albus Dumbledore, yang saya yakin juga dipahami oleh para Potterhead, yaitu soal adik bungsu Albus yang bernama Ariana.

Kisah Ariana yang tertuang dalam novel ketujuh Harry Potter tersebut juga tak bisa dilepaskan dari konflik Albus dengan sahabat sekaligus orang spesial di hatinya, Gellert Grindelwald.

Fantastic Beasts and Where to Find ThemReview: ada yang berbeda ketika melihat kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them menjelang perilisan saga ketiganya pada pekan depan. (Dok. Warner Bors Pictutes via IMDb)

Konflik itu pula yang kemudian dikembangkan dalam saga kedua, dan konon ketiga, dari waralaba Fantastic Beasts.

Maka dari itu, ketika saya melihat kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them usai lima tahun, saya bertanya-tanya akan gambaran besar yang sudah disiapkan oleh JK Rowling atas waralaba ini. Mengingat sejauh ini, baru tiga dari lima film yang sudah digarap.

Terlepas dari kompleksitas dan fokus Fantastic Beasts and Where to Find Them yang terasa melebar, menyaksikan lagi film rilisan 2016 ini membuka kembali rasa kecewa yang saya rasakan saat Johnny Depp didepak dari waralaba ini.

Bagi saya, aksi Johnny Depp sebagai Grindelwald kadung meninggalkan kesan. Terkenal sebagai aktor yang sukses menghidupkan karakter yang dimainkan, Johnny Depp terpilih sebagai Grindelwald sebenarnya terasa sebagai keputusan terbaik.

Bahkan saya lebih mendukung Johnny Depp menjadi Grindelwald dibanding Jude Law menjadi Albus Dumbledore. Hal ini karena saya merasa semesta dunia sihir JK Rowling ini tak pernah konsisten dengan tampilan usia Dumbledore.

Terlepas dari kekecewaan tersebut, saya juga menantikan aksi Mads Mikkelsen menggantikan Johnny Depp sebagai Grindelwald dalam Fantastic Beasts The Secrets of Dumbledore yang rilis 13 April mendatang.

Pada akhirnya, menyaksikan kembali Fantastic Beasts and Where to Find Them meninggalkan kesan dan pemahaman yang berbeda dibanding ketika melihatnya pertama kali pada lima tahun lalu.

[Gambas:Youtube]



(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER