Dikenal sebagai band yang kerap menyuarakan pesan bernada politik, .Feast mengaku tak pernah berniat untuk menulis lagu bertemakan politik.
"Kami tidak pernah sengaja untuk menuangkan pesan politik atau pun menarasikan sesuatu yang berhubungan dengan itu," tutur Adnan, gitaris .Feast pada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
"Mungkin keluhan kami selama ini memang menyasar atas hal sosial dan politik, tapi pada dasarnya kami cuma membahas kulitnya saja," timpal drummer Ryo Bodat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Topik politik pun juga tertera pada mini album terbaru .Feast, Abdi Lara Insani, yang rilis pada Jumat (22/4) lalu. Mini album itu jadi wadah masing-masing personel menuangkan keresahan pribadi melalui tokoh bernama Ali.
Menurut Awan yang merupakan bassist .Feast, Ali merupakan interpretasi mereka bahwasanya tidak ada sifat mutlak atas manusia. Dengan kata lain, menurut Awan, tidak ada manusia yang seutuhnya jahat begitu pula tidak ada insan yang sepenuhnya baik.
Awan menyebut karakter Ali yang digunakan dalam album ini sebagai pesan universal untuk seluruh pendengar musik mereka.
![]() |
"Konteksnya adalah, saya dan Baskara (vokalis) merupakan kaum Kristiani yang merupakan minoritas di Indonesia," kata Ryo Bodat.
"Selama hidup, saya kerap menemukan hal-hal tidak adil yang diterima oleh para minoritas,"
"Bahkan pada Abdi Lara Insani, kami berusaha untuk melakukan otokritik terhadap diri kami sendiri; secara tidak langsung," lanjutnya.
"Kami pun akhirnya menyadari bahwa kami bukan lah siapa-siapa untuk berbincang tentang politik," kelakar Awan yang diamini personel lainnya.
Meski begitu, para personel .Feast mengaku tak masalah bila nama mereka dikenal sebagai grup musik yang menyuarakan isu-isu politis atau sebagai wadah pesan politik.
Menurut Bodat, lagu-lagu karya mereka yang dianggap bermuatan politis bisa jadi sebenarnya tidak dimaksudkan untuk memiliki tema tersebut.
Selama ini, mereka mengaku hanya membiarkan saja interpretasi dan pemaknaan pendengarnya terhadap pesan yang tertuang pada lagu mereka.
"Sebagai manusia, normal kan untuk membicarakan hal yang menjadi keluhan pribadi kita sehari-hari. Toh lagian, politik juga bisa terjadi di mana saja, di aspek kehidupan sekecil apa pun." kata Bodat.
"Pada intinya, kami tidak bisa mengontrol apa yang diinginkan oleh orang lain. Jika itu memang interpretasi orang untuk melabeli kami sebagai band politikal, itu sah-sah saja." timpal gitaris Adnan.
(far/end)