Institut Arsitektur Korea baru-baru ini menyelidiki kasus getaran yang terasa di gedung kantor SM Entertainment. Penyelidikan dilakukan di gedung Tower D Acro Seoul Forest Seongdong-gu, Seoul, Korea Selatan.
Investigasi dilakukan selama dua bulan dan mereka menyimpulkan getaran tersebut merupakan "fenomena resonansi yang disebabkan oleh gerakan kelompok berirama dan terkonsentrasi".
"Getaran disebabkan oleh artis atau trainee SM Entertainment yang melakukan koreografi, menyebabkan efek resonansi di seluruh gedung," tulis laporan itu dikutip dari dongA, Rabu (4/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang mengkhawatirkan terkait keselamatan, desain arsitektur dan metode konstruksi," lanjutnya.
Dalam laporan analisis 200 halaman itu, tim investigasi menyarankan LB Asset Management selaku pemilik properti untuk memasang perangkat yang dapat mengontrol getaran besar.
Fenomena resonansi merupakan fenomena yang terjadi saat getaran yang dihasilkan di dalam dan luar gedung bertepatan dengan getaran yang melekat pada bangunan. Pertemuan itu mengakibatkan bangunan lebih bergetar daripada biasanya.
Fenomena ini jarang terjadi karena periode osilasi (goyangan) harus sangat tepat. Namun, kejadian serupa pernah terjadi pada 2011 di Seoul Techno Mart yang merupakan gedung 39 lantai.
Gedung tersebut mengalami fenomena resonansi dan getarannya disebabkan adanya latihan kelompok di pusat kebugaran lantai 12.
Sementara itu, investigasi terhadap gedung kantor SM Entertainment bermula saat pihak pemadam kebakaran menerima sejumlah laporan getaran dari gedung Tower D Acro Seoul Forest. Para pelapor merasakan getaran yang menyebabkan gedung itu bergoyang-goyang.
LB Asset Management lalu merekrut Institut Arsitektur Korea untuk melakukan investigasi. Mereka akhirnya merilis laporan analisis setebal 200 halaman usai mengobservasi resonansi di gedung itu.
Tim investigasi yang dipimpin Lee Sang-hyeop itu semula memeriksa faktor eksternal yang bisa menyebabkan getaran. Namun, tidak ada efek dari angin, gempa bumi, atau ledakan yang mengakibatkan getaran tersebut.
Mereka pun melakukan eksperimen getaran virtual sambil memantau gerakan seluruh bangunan. Eksperimen itu menghasilkan kesimpulan bahwa penyebab getaran Tower D adalah "ritme grup".
Tarian kelompok peserta pelatihan disebut bertepatan dengan periode getaran yang melekat pada bangunan, sehingga fenomena resonansi itu terjadi.