Amber Heard dilaporkan berada dalam investigasi oleh Pemerintah Australia karena membawa anjingnya dan Johnny Depp secara ilegal ke negara itu.
Kementerian Pertanian, Perairan dan Lingkungan mengatakan kepada news.com.au bahwa mereka "sedang menginvestigasi tudingan sumpah palsu oleh Nona heard selama proses pengadilan atas impor ilegal dua anjingnya ke Australia pada 2015,"
"Karena masalah ini sedang berlangsung, Kementerian tidak bisa memberikan komentar lebih lanjut," kata juru bicara lembaga tersebut seperti diberitakan Jumat (20/5) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Daily Mail menyebut seorang pakar hukum menilai aktris 36 tahun itu juga bisa terancam menghadapi pemeriksaan sumpah palsu di Inggris.
Hal itu disebabkan karena Amber Heard mengaku belum mendonasikan uang cerainya dari Johnny Depp senilai US$7 juta.
Padahal dalam persidangan di Inggris beberapa waktu lalu, Amber Heard mengatakan sudah mendonasikan uang tersebut.
Akan tetapi, New York Post melaporkan pada Kamis (19/5) waktu AS bahwa belum ada investigasi lebih lanjut soal dugaan sumpah palsu Amber Heard di Pengadilan Inggris tersebut.
Keberadaan Amber Heard di Australia sebelumnya terkuak kala kisah pertengkaran dirinya dengan Johnny Depp terkuak dalam persidangan.
Kala itu pada 2015, Johnny Depp yang sedang syuting Pirates of the Caribbean terlibat pertengkaran hebat dengan Amber Heard.
Amber Heard diketahui membawa dua anjing saat mengunjungi Johnny Depp kala itu.
Namun dalam dokumen keimigrasian Australia yang ditulis oleh Amber Heard, ia menyatakan "tidak" dalam kolom pertanyaan soal membawa hewan ataupun peliharaan.
Pada Mei 2015, pasangan tersebut diminta untuk membawa keluar anjing itu dari Australia atau akan ditindak oleh petugas karena dua hewan itu tidak menjalani karantina saat tiba.
Johnny Depp sebelumnya menggugat Amber Heard atas dugaan pencemaran nama baik dengan nilai gugatan sebesar US$50 juta.
Tudingan pencemaran nama baik tersebut disebabkan oleh pengakuan Amber Heard dirinya menjadi korban kekerasan rumah bangga dalam sebuah tulisan di Washington Post pada Desember 2018.
Usai persidangan kembali dilanjutkan pada 16 Mei hingga 19 Mei lalu, persidangan penuh drama ini rehat sejenak untuk kemudian dilanjutkan lagi pada Senin (23/5) waktu Amerika Serikat.
(end)