Namun, hadirnya musim konser di Indonesia tak hanya untuk memenuhi kerinduan bertemu dan bersenang-senang dengan fan secara langsung.
Konser offline juga menjadi berkah sendiri bagi kru musisi yang membantu aspek teknis artis saat tampil di atas panggung.
Pandemi yang menggeser konser offline menjadi online turut berdampak bagi kru dan tim teknis yang bergantung dari panggung ke panggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang akhirnya pas begitu mandek dan enggak ada panggung, mereka apply dan keterima di kantor yang lumayan bonafide," ungkap Awan.
"Jadi yang waktu itu diprioritaskan ada acara online atau syuting itu kami ajak yang memang sedang enggak ada kerjaan dulu. Misalkan mereka memang fokusnya di tim produksi."
Serupa, pengamat musik Wendi Putranto mengungkapkan deras arus konser dan festival musik pada 2022 tak hanya memenuhi pundi-pundi musisi, melainkan banyak pihak lainnya, seperti kru hingga tenant makanan dan minuman.
"Itu kan juga mata pencaharian bagi ribuan atau puluhan ribu orang yang terlibat di industri ini, mulai dari artis, kru, manajemen, booking agent, vendor, promotor kemudian tenant makanan minuman. Semua pihak terdampak," kata Wendi Putranto.
Oleh sebab itu, ia berharap semua pihak, termasuk penikmat konser bisa terus menjaga protokol kesehatan meski pemerintah sudah melonggarkan sejumlah kebijakan. Sehingga, situasi selalu aman dan kondusif untuk menyelenggarakan konser langsung di masa mendatang.
"Jadi, sekarang sudah siap dan sudah sangat menunggu-nunggu mulai dari penonton, vendor, hingga pemilik venue. Itu mata pencaharian, tapi tetap kesehatan publik di atas segalanya."