TILIKAN

Gatotkaca Flop di Pasaran, Apa yang Salah?

CNN Indonesia
Kamis, 30 Jun 2022 09:40 WIB
Sejak tayang 9 Juni 2022, Satria Dewa Gatotkaca mencatat angka penjualan tiket yang kurang memuaskan untuk sebuah film berbujet puluhan miliar rupiah.
Sejak tayang 9 Juni 2022, Satria Dewa Gatotkaca mencatat angka penjualan tiket yang kurang memuaskan untuk sebuah film berbujet puluhan miliar rupiah. (dok: Satria Dewa Studio)

"Apakah kemudian Gatotkaca ini mendapat jatah tayang yang memadai? Seperti jam, lokasinya, dan hal-hal lain yang memengaruhi kemauan penonton untuk menyaksikan film terkait," kata Hikmat.

"Nah sekarang kecenderungannya, kalau dalam tiga hari film itu tidak berhasil menyentuh angka penonton yang diinginkan, itu udah dianggap gagal. Geser deh sama film blockbuster," lanjutnya.

Tercatat, beberapa film blockbuster yang lebih awal tayang daripada Gatotkaca masih bertahan di tiga jaringan bioskop tersebut. Mereka adalah Top Gun Maverick dan KKN di Desa Penari yang sudah tayang sejak Lebaran lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua film ini masih terus mendulang penonton, meski sudah lebih dari sebulan tayang di bioskop Indonesia. Keviralan dua film ini melalui unggahan di media sosial pun masih hilir-mudik.

Dalam menyiasati permasalahan jadwal tayang yang kini telah dihadapi oleh film Satria Dewa: Gatotkaca, Hikmat menilai studio seharusnya dapat berandil besar untuk mengatasi hal tersebut.

"Untuk konteks dari performa Gatotkaca yang anjlok, faktor-faktor seperti negosiasi dan strategi dari pihak PH kepada pihak bioskop untuk mendapatkan jadwal tayang yang memadai tentu juga berpengaruh," kata Hikmat.

"Kita ambil contoh saja ke Ngeri Ngeri Sedap, film ini kan tidak diproyeksikan untuk jadi film blockbuster, tapi akhirnya justru berhasil dapat 2 juta penonton," tukas Hikmat.

Satria Dewa: GatotkacaHikmat kemudian mendasari pernyataannya bahwa strategi pemasaran menjadi hal penting yang terlewat dari Satria Dewa: Gatotkaca. (dok. Satria Dewa Studio via YouTube)

Hikmat kemudian mendasari pernyataannya bahwa strategi pemasaran menjadi hal penting yang terlewat dari Satria Dewa: Gatotkaca.

Menurutnya, pihak Satria Dewa selaku rumah produksi tidak menuntaskan hal penting tersebut sehingga film ini tidak berhasil mendapatkan porsi tayang yang cocok, yang mana itu berpengaruh terhadap antusiasme publik untuk pergi menonton di bioskop.

Padahal di sisi lain, tim studio sudah tampak melakukan banyak cara untuk memasarkan film ini.

[Gambas:Youtube]



Menurut pantauan di media sosial Satria Dewa Gatotkaca, ada beragam cara sudah dilakukan, mulai dari wawancara di media, kuis, hingga nonton bareng. Namun tetap saja, film ini tak jua menyentuh 200 ribu penonton di 20 hari penayangan.

"Jadi bisa ditarik kalau ini bukan salah filmnya, tapi lebih ke aspek strategi pemasarannya. Bagaimana siasat untuk menghadapi permasalahan jatah tayang tersebut," jelas Hikmat.

"Karena kalau film tidak tersedia di bioskop dan jam yang primer, penonton akan malas untuk menonton film di jam atau studio sisa," kata Hikmat Darmawan.

CNNIndonesia.com telah mencoba menghubungi pihak studio Satria Dewa Gatotkaca untuk meminta tanggapan soal performa film ini, tapi tak mendapatkan respons.

Gif banner Allo Bank
(far/end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER