Menurut situs web Bot Sentinel, pendiri Christopher Bouzy mendirikan organisasi tersebut pada 2018 sebagai proyek yang didanai komunitas "untuk membantu memerangi disinformasi dan pelecehan yang ditargetkan."
"Kami percaya pengguna Twitter harus dapat terlibat dalam wacana online yang sehat tanpa akun yang tidak autentik, troll beracun, negara asing, dan kelompok terorganisasi yang memanipulasi percakapan," kata perusahaan itu.
Bot Sentinel mengatakan telah mengirimkan daftar ratusan akun yang ditentukan perusahaan "melanggar beberapa aturan dan kebijakan platform," termasuk ancaman kekerasan dan manipulasi platform kepada Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Twitter pada dasarnya membiarkan para wanita berjuang sendiri dengan sedikit atau tanpa dukungan dari platform," tulis Bot Sentinel dalam laporan 18 Juli.
Perwakilan Twitter tidak menanggapi permintaan komentar terkait hal ini.
Pekan lalu (14/7), pengadilan menolak permintaan Amber Heard terkait pembatalan sidang kasus pencemaran nama baik antara dirinya melawan Johnny Depp, karena salah satu juri diklaim 'salah orang'.
Menurut dokumen pengadilan yang dilaporkan ET pada Rabu (13/7), Hakim Penney S Azcarate memutuskan tidak ada bukti penipuan atau kesalahan pada juri seperti yang diklaim kubu Amber Heard.
"Heard memiliki setiap peluang untuk menolak atau [mengatakan kebenaran] atas kasus tersebut. Para pihak pada umumnya harus mengajukan keberatan pada saat keputusan atau perintah yang dibuat untuk memberi tahu Pengadilan bahwa sebuah masalah telah terjadi," lanjutnya.
Kubu Amber Heard sebelumnya meminta Pengadilan untuk menolak persidangan dan hasilnya karena menilai salah satu juri di persidangan itu sebenarnya ditunjuk bukan untuk kasus mereka.
Menanggapi hal itu, Hakim Azcarate kemudian menyatakan kedua kubu memiliki kewajiban untuk memastikan keakuratan informasi yang diberikan kepada panel juri.