Jakarta, CNN Indonesia --
Setelah hiatus selama kurang lebih empat pekan, chapter terbaru serial One Piece kembali dirilis pada Minggu (24/7) malam. Chapter terbaru, 1.054, sekaligus jadi pembuka dari saga terakhir dari cerita One Piece.
Chapter dibuka dengan anggota Nine Red Scabbards yang menyadari ada ancaman yang mendekat ke Flower Capital. Mereka pun menepi sejenak dari pesta pora di pusat Wano Kuni dan menghadang Admiral Rokugyu di pinggiran Flower Capital.
Kawamatsu, Nekomamushi, Inuarashi, Raizo, Shinobu, dan Denjiro tampak berdiri di hadapan Rokugyu. Hal tersebut memancing reaksi dari admiral baru di Angkatan Laut itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rokugyu menyebut bahwa warga Wano tak tahu apapun tentang yang sedang terjadi di dunia luar. Karena Wano adalah negara yang tidak bergabung dengan Pemerintah Dunia, maka mereka tak punya hak apapun sebagai manusia.
Setelah berkata itu, Rokugyu lantas melancarkan serangan sekaligus mengonfirmasi bahwa dirinya adalah pemakan buah iblis Mori Mori.
Mori berarti hutan dalam bahasa Jepang dan buah iblis tipe Logia itu membuat Rokugyu mampu mengendalikan hal-hal yang berbau hutan.
Jurus bernama Forest of Abomination pun dilancarkan dan mengarah ke para Nine Red Scabbards. Anggota Nine Red Scabbards mencoba melawan dengan memotong tanaman-tanaman yang keluar dari tubuh Rokugyu, tapi itu tampak tak memberikan efek apapun pada Rokugyu.
 Review Manga One Piece: Chapter terbaru, 1.054, sekaligus jadi pembuka dari saga terakhir dari cerita One Piece. (CNN Indonesia/Hanna Azarya) |
Di tengah pertarungan dan ocehan Rokugyu, Yamato muncul untuk memberi bala bantuan. Dia mengayunkan palu gadanya yang membuat Rokugyu terhempas dan merasa kesakitan.
Setelah Yamato, Momonosuke yang sudah dalam bentuk naga pun ikut ambil bagian untuk menyerang Rokugyu.
Awalnya Momo mencoba meniru jurus Bolo Breath dari Kaido. Namun karena tak ada apapun yang keluar dari mulutnya, Momo pun menggigit tubuh Rokugyu dan menjauhkan dia dari Flower Capital.
Kehadiran Yamato yang mengaku sebagai anak Kaido dan Momo dengan bentuk naga jambon membuat Rokugyu sedikit heran. Namun dia tidak terdistraksi dan tetap pada tujuannya untuk menangkap Luffy.
Adegan pun pindah ke perairan Wano ketika kapal Bajak Laut Si Rambut Merah alias Shanks terlihat sedang berlayar. Entah apa alasan kenapa Shanks dkk tiba-tiba ada di dekat Wano, tapi anak buah Shanks langsung meminta agar mereka bisa bertemu Luffy yang kini sedang ada di Wano.
Shanks pun terlihat sedang memandang selebaran bounty Luffy sambil mengingat masa lalu, mulai dari saat mereka menyerang kapal Pemerintah Dunia untuk merebut buah iblis Gomu Gomu, pertemuan dengan Luffy, hingga momen Shanks menyelamatkan Luffy dari serangan monster laut yang membuat lengan kiri Shanks harus putus.
Lanjut ke sebelah...
Namun setelah mengingat memori indah itu, Shanks memutuskan untuk tidak bertemu Luffy. Dia memilih untuk mengejar Bartolomeo yang beberapa waktu lalu menyerang wilayah kekuasaan Shanks dan menggantinya jadi wilayah kekuasaan Luffy.
Sebagai pengingat, Barto mendeklarasikan diri sebagai bawahan Luffy setelah kejadian di Dressrosa. Shanks menyebut bahwa mereka harus bertindak dan merebut kembali wilayah kekuasaan demi mempertahankan kepercayaan publik terhadap Bajak Laut Rabut Merah.
Setelah mengatakan itu, Shanks lantas mengajak Ben Beckman berbicara dan sambil meneguk sake. Dia berkata bahwa ini adalah saatnya bagi mereka untuk mengambil One Piece.
Adegan kembali pindah, kini ke Markas Besar Angkatan Laut. Di sana, Akainu sedang berbincang dengan Kizaru dan karakter baru bernama Kurouma alias Tensei.
Ketiga pejabat tinggi Angkatan Laut itu sedang membicarakan peristiwa yang sebelumnya terjadi di acara Reverie di Marie Joa.
Berdasarkan informasi di surat kabar, penguasa Kerajaan Alabasta Nefertari Cobra dinyatakan tewas dan sosok yang dituduh telah membunuh Cobra adalah orang nomor dua di Pasukan Revolusi, yaitu Sabo.
Pembunuhan Cobra itu terjadi bersamaan dengan momen saat Pasukan Revolusi menyusup ke Reverie demi menyelamatkan Bartholomew Kuma.
 Review Manga One Piece: Chapter terbaru, 1.054, sekaligus jadi pembuka dari saga terakhir dari cerita One Piece. (Arsip IMDB) |
Pasukan Revolusi juga sempat menghancurkan monumen Telapak Naga Terbang di Marie Joa dan seakan jadi pernyataan perang terhadap Pemerintah Dunia.
Admiral Rokugyu dan Fujitora yang saat itu sedang berada di Marie Joa sempat bentrok dengan rombongan Pasukan Revolusi. Namun bentrokan itu tak membawa kemenangan bagi Angkatan Laut lantaran Sabo dkk berhasil menyelamatkan Kuma dan melarikan diri dari Marie Joa.
Tak hanya kabar kematian Cobra dan kemunculan Pasukan Revolusi saja yang muncul dari Reverie. Anak dari Cobra, Nefertari Vivi, juga dinyatakan hilang bersamaan dengan peristiwa pembunuhan Cobra.
Rentetan peristiwa yang melibatkan Pasukan Revolusi di Marie Joa pun membuat nama Sabo semakin bersinar di seluruh dunia.
Sabo dielu-elukan sebagai pahlawan perang dan kini dia mendapat julukan baru yaitu Kaisar Api alias Entei. Julukan itu persis seperti nama jurus yang dimiliki Ace saat dia masih hidup dan memiliki kemampuan buah iblis Mera Mera.
Saking terkenalnya, Angkatan Laut menyebut bahwa pengaruh Sabo kini sudah melebihi Dragon yang notabene adalah pemimpin Pasukan Revolusi.
Fakta bahwa Luffy, yang merupakan adik Sabo, juga kini sudah menyandang status Yonko, membuat mata dunia tak bisa berpaling dari keduanya.
Melihat kondisi dunia yang semakin kacau, Akainu mengatakan bahwa dia memimpin Angkatan Laut di momen yang sangat menyusahkan.
Meski begitu, sebagai penutup Chapter 1.054, Akainu menegaskan bahwa semua orang yang berani melawannya akan langsung dia habisi.