Semesta Game of Thrones Dituding Misoginis, Kreator Buka Suara

CNN Indonesia
Rabu, 27 Jul 2022 04:28 WIB
Kreator Game of Thrones, George RR Martin, merespons kritik publik terhadap kisah ciptaannya yang dipandang misoginis.
Kritikan datang setelah trailer prekuel Game of Thrones, House of the Dragon, dirilis. Dalam trailer tersebut, terdapat kisah bahwa perempuan kembali gagal menjadi pewaris takhta dari Iron Throne. (HBO via Twitter House of the Dragon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kreator Game of Thrones, George RR Martin, merespons kritik publik terhadap kisah ciptaannya yang dipandang misoginis lantaran betapa sulit perempuan untuk bisa menjadi penguasa dalam cerita semesta Westeros itu.

Kritikan ini datang setelah trailer prekuel Game of Thrones, House of the Dragon, dirilis. Dalam trailer tersebut, terdapat kisah bahwa perempuan kembali gagal menjadi pewaris takhta dari Iron Throne.

Diberitakan Entertainment Weekly pada Sabtu (23/7), Martin menyebut bahwa ceritanya tidak dibuat sengaja anti-perempuan di bangku kekuasaan ataupun misoginis. Ia berdalih ceritanya berkaca pada sejarah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mendapatkan inspirasi dari sejarah, dan saya mengambil elemen dari sejarah dan mengembangkannya," ungkap Martin saat berdiskusi di acara San Diego Comic Con, Sabtu (23/7).

"Saya tidak berpikir Westeros lebih anti-perempuan atau lebih misoginis daripada kehidupan nyata dan apa yang kita sebut sebagai sejarah," lanjutnya.

Cerita House of Dragon dimulai dari persahabatan antara Princess Rhaenyra Targaryen dengan Alicent Hightower.

[Gambas:Video CNN]



Rhaenyra merupakan putri dari King Viserys I sekaligus pewaris takhta Iron Throne. Sementara Alicent adalah putri dari kaki tangan sang raja, Otto Hightower.

Persahabatan kedua perempuan ini kemudian bubar dan kelahiran putra King Viserys I memicu perang saudara di dalam House of Targaryen yang dikenal sebagai the Dance of the Dragons.

Sebelum kisah House of the Dragon ini dirilis, Game of Thrones juga sudah dipandang seksisme dan misoginis dengan cerita yang dianggap mengeksploitasi tubuh perempuan dan kesulitan Kaum Hawa untuk jadi pemimpin.

"Game of Thrones, seperti yang banyak diamati banyak orang, secara bebas berdasarkan kisah the War of the Roses. [Sedangkan House of the Dragon] berdasarkan sejarah periode sebelumnya yang dikenal sebagai the Anarchy," kata Martin.

The Anarchy adalah perang saudara yang terjadi antara Inggris dan Normandia pada 1138 dan 1153. Perang ini bermula saat Raja Henry I meninggal dan hanya memiliki anak semata wayang bernama Matilda.

Matilda kemudian berjuang untuk meraih kekuasaan tertinggi sebagai raja. Namun mendapatkan tantangan berat dari para sepupunya sehingga perang besar terjadi. Hal inilah yang terdengar serupa dengan House of the Dragon.

House of the Dragon berlatar dua abad sebelum peristiwa dalam Game of Thrones. Serial HBO ini bakal menceritakan klan Targaryen yang terlibat dalam perang saudara yang pahit dan brutal dan menjadi awal kejatuhan klan Targaryen sebagai penguasa Westeros.

[Gambas:Youtube]



Serial House of the Dragon akan menampilkan begitu banyak pemeran, mulai dari Milly Alcock sebagai Rhaenyra muda, sedangkan versi dewasa diperankan oleh Emmy D'Arcy. Selain itu, Paddy Considine sebagai Raja Viserys I, Matt Smith sebagai Daemon Targaryen, dan Olivia Cook sebagai Alicent Hightower.

House of the Dragon juga bakal dibintangi Steve Toussaint, Eve Best, Sonoya Mizuno, Ryan Corr, Jefferson Hall, David Horovitch, Graham McTavish, Matthew Needham, Bill Paterson, dan Gavin Spokes.

Serial House of the Dragon, yang terdiri dari 10 episode untuk musim pertama, akan tayang perdana di HBO pada 21 Agustus 2022.

Infografis Fakta The Seven Kingdoms 'Game of Thrones'Infografis Fakta The Seven Kingdoms 'Game of Thrones'. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Gif banner Allo Bank

(far/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER