Jakarta, CNN Indonesia --
Kolaborator album terbaru Björk, Gabber Modus Operandi (GMO) membatalkan tur ke Kanada usai tersandung dugaan kekerasan seksual salah satu personelnya.
Duo kolektif tekno asal Bali ini juga mengambil sikap untuk menonaktifkan kegiatan bermusik mereka selama masa investigasi kasus ini.
"Menonaktifkan GMO selama masa investigasi, termasuk membatalkan tur GMO ke Kanada sebagai sarana rehabilitasi dan refleksi mendalam bagi seluruh anggota GMO," tulis keterangan resmi mereka sebagaimana diunggah via Instagram pada Kamis (25/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterangan itu tertera pada poin kelima sesuai dengan paparan resmi yang diberikan Gabber Modus Operandi dalam menanggapi persoalan ini.
Dalam keterangan resmi tersebut, Gabber Modus Operandi juga mengutarakan permintaan maaf serta berjanji untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.
"Kami selaku GMO memohon maaf dengan tulus atas ketidaknyamanan yang terjadi pada dugaan tindakan kekerasan seksual yang terjadi pada 2019 dan menimpa salah satu anggota kami," lanjut keterangan tersebut.
[Gambas:Video CNN]
"Dengan sangat menyesal kami belum dapat menjelaskan dugaan tersebut secara lengkap sebagai upaya kami untuk memberikan perlindungan pada korban," imbuh Gabber Modus Operandi.
"Namun, kami tetap sepenuhnya bertanggung jawab atas dampak yang diakibatkan oleh peristiwa tersebut," kata mereka.
Menurut pernyataan yang diberikan Gabber Modus Operandi, persoalan ini bermula ketika terduga korban menuding salah satu anggota GMO terlibat dalam kasus kekerasan seksual pada 2019.
Terduga korban mengatakan hal tersebut di Twitter pada 9 Agustus 2022 yang kemudian dihapus beberapa saat kemudian. Namun, sejumlah tangkapan layar kicauan itu kadung tersebar di berbagai platform media sosial.
Menanggapi hal itu, pihak Gabber Modus Operandi pun menegaskan bahwa mereka tetap berpihak pada korban.
Lanjut ke sebelah...
Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menunjuk seorang mediator profesional untuk mengadvokasi terduga korban kekerasan.
"Kami memercayai bahwa kebenaran adalah milik korban. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mendengarkan keinginan dan kebutuhan dari terduga korban," kata Gabber Modus Operandi.
"Untuk tujuan tersebut, kami memberi mandat kepada mediator profesional (pihak eksternal) yang bertugas melakukan penelusuran pengaduan dan penyelesaian perkara yang berpihak pada kepentingan terbaik bagi korban," lanjut mereka.
CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Gabber Modus Operandi untuk mengutip pernyataan tersebut.
[Gambas:Instagram]
Nama Gabber Modus Operandi belakangan mencuat setelah terlibat langsung dalam penggarapan album terbaru penyanyi asal Islandia, Björk.
Dalam album bertajuk Fossora tersebut, Björk mengapresiasi tinggi kiprah Gabber Modus Operandi yang dinilai selalu membawa hal berbeda dalam khazanah musiknya.
"Mereka membawa tradisi menuju abad ke-21, yang mana itu sangat aku hormati. Mereka melakukannya tidak seperti yang lain," kata Björk tentang Gabber Modus Operandi kepada Guardian pekan lalu.
Björk menilai, duo beranggotakan Ican Harem dan Kasimyn ini memiliki energi yang sama dengan dirinya untuk merangkum album barunya tersebut, baik secara sonik maupun estetik.
Sebelum tersandung kasus dugaan kekerasan seksual, Gabber Modus Operandi dijadwalkan menghajar panggung di tiga kota Kanada pada akhir Agustus ini. Namun rencana tersebut resmi batal.
Sejak terbentuk, Gabber Modus Operandi telah hadir dengan dua album penuh yakni debut album PUXXXIMAXXX (2018) dan Hoxxxya (2019). Tahun lalu, duo ini juga sempat merilis ulang PUXXXIMAXXX dengan tiga bonus lagu baru.
Di luar itu, dua personel Gabber Modus Operandi juga aktif dalam kolektif seni. Ican Harem diketahui sebagai pencetus festival musik Ravepasar di Bali. Sementara DJ Kasimyn, belakangan aktif bersama label musik miliknya Gorong Gorong Records.