Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menunjuk seorang mediator profesional untuk mengadvokasi terduga korban kekerasan.
"Kami memercayai bahwa kebenaran adalah milik korban. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mendengarkan keinginan dan kebutuhan dari terduga korban," kata Gabber Modus Operandi.
"Untuk tujuan tersebut, kami memberi mandat kepada mediator profesional (pihak eksternal) yang bertugas melakukan penelusuran pengaduan dan penyelesaian perkara yang berpihak pada kepentingan terbaik bagi korban," lanjut mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Gabber Modus Operandi untuk mengutip pernyataan tersebut.
Nama Gabber Modus Operandi belakangan mencuat setelah terlibat langsung dalam penggarapan album terbaru penyanyi asal Islandia, Björk.
Dalam album bertajuk Fossora tersebut, Björk mengapresiasi tinggi kiprah Gabber Modus Operandi yang dinilai selalu membawa hal berbeda dalam khazanah musiknya.
"Mereka membawa tradisi menuju abad ke-21, yang mana itu sangat aku hormati. Mereka melakukannya tidak seperti yang lain," kata Björk tentang Gabber Modus Operandi kepada Guardian pekan lalu.
Björk menilai, duo beranggotakan Ican Harem dan Kasimyn ini memiliki energi yang sama dengan dirinya untuk merangkum album barunya tersebut, baik secara sonik maupun estetik.
Sebelum tersandung kasus dugaan kekerasan seksual, Gabber Modus Operandi dijadwalkan menghajar panggung di tiga kota Kanada pada akhir Agustus ini. Namun rencana tersebut resmi batal.
Sejak terbentuk, Gabber Modus Operandi telah hadir dengan dua album penuh yakni debut album PUXXXIMAXXX (2018) dan Hoxxxya (2019). Tahun lalu, duo ini juga sempat merilis ulang PUXXXIMAXXX dengan tiga bonus lagu baru.
Di luar itu, dua personel Gabber Modus Operandi juga aktif dalam kolektif seni. Ican Harem diketahui sebagai pencetus festival musik Ravepasar di Bali. Sementara DJ Kasimyn, belakangan aktif bersama label musik miliknya Gorong Gorong Records.
(far/end)