Trailer Blood and Honey Berikan Teror Dendam Winnie-The-Pooh

CNN Indonesia
Kamis, 01 Sep 2022 20:28 WIB
Sebuah trailer film horor bertajuk Blood and Honey yang dirilis Rabu (31/8) menggambarkan teror Winnie-The-Pooh yang menjadi pembunuh berdarah dingin. (dok. Jagged Edge Productions)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah trailer film horor bertajuk Blood and Honey yang dirilis Rabu (31/8) menggambarkan teror Winnie-The-Pooh yang menjadi pembunuh berdarah dingin.

Film horor yang dibuat oleh perusahaan indie tersebut mengisahkan gubahan cerita Winnie-The-Pooh. Kisah film ini dimulai saat Christopher Robins (Nikolai Leon) kembali dari kuliah untuk menemui kawan lamanya.

Dulu, semasa kecil, Robin bersahabat dekat dengan Winnie dan Piglet. Namun persahabatan mereka merenggang seiring Robin yang makin dewasa. Winnie dan Piglet pun tak lagi ramah seperti dulu.

Saat Robin muncul bersama teman-teman manusianya, Winnie dan Piglet melihat itu sebagai kesempatan meluapkan dendam mereka yang merasa terabaikan.

Satu per satu teror Winnie-The-Pooh dan Piglet berukuran manusia itu menjadi mimpi buruk bagi Robin dan teman-temannya. Keduanya tak sungkan melakukan pembunuhan sadis.

"Dulu kita berteman! Kenapa kamu melakukan ini? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu- aku bersumpah!" teriak Robin putus asa.

Trailer film yang digarap oleh Jagged Edge Productions tersebut menjadi perbincangan di media sosial usai mereka merilisnya di YouTube.



Menurut keterangan di YouTube, film independen ini dijadwalkan tayang pada tahun ini lewat DVD dan layanan streaming.

E! melaporkan, karena masalah penulisan, sosok teman Winnie-The-Pooh lainnya seperti Tigger si macan atau pun Eeyore si keledai tak muncul dalam film ini. Bahkan, dalam sebuah adegan, muncul kuburan bertuliskan Eeyore RIP.

Kepada Variety seperti diberitakan pada Mei lalu, sutradara Rhys Waterfield mengatakan bahwa "Christopher Robin dijauhkan dari mereka, dan dia tak memberikan mereka makanan, ini membuat hidup Pooh dan Piglet menjadi sulit,"

"Karena mereka harus berjuang sendiri, mereka pada dasarnya menjadi liar," lanjutnya.

Waterfield menyebut film ini digarap selama 10 hari di kawasan Ashdown Forest di Inggris. Ia mengaku pada awalnya menggarap film ini serasa aneh.

"Sangat mudah untuk menempuh jalur di mana tidak ada yang menakutkan dan itu benar-benar konyol dan serasa bodoh," kata Waterfield. "Dan kami ingin berjalan di antara dua karakter ini,"



(end)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK