Review Film: Orphan First Kill

Mohammad Farras Fauzi | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Sep 2022 19:27 WIB
Review film: Orphan: First Kill tampak memang ditujukan hanya untuk membahas sosok Leena Klammer alias Esther.
Review film: Orphan: First Kill tampak memang ditujukan hanya untuk membahas sosok Leena Klammer alias Esther. (Paramount+ via IMDb)

Orphan: First Kill pun hanya fokus pada peran manipulatif Esther di keluarga Albright. Nama keluarga itu banyak disebut dalam film pertama 2009 lalu. First Kill pun berlatar pada 2007, dua tahun sebelum Esther datang dan menghabisi kembali sebuah keluarga Amerika.

Dengan keterkaitan ini, First Kill memungkinkan memuaskan penonton terkait informasi yang lebih gamblang soal Esther terlepas dari permasalahan ceritanya.

Jika Leena Klammer atau Esther adalah tokoh nyata, maka Orphan: First Kill adalah biopik nomor satu yang pernah saya tonton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sayang, sosok Esther tentu terlalu kejam untuk dihadirkan dalam kehidupan nyata. Demikian pula dengan alur ceritanya. Pencinta plot twist ala film dark atau witty comedy tentu mudah untuk mengernyitkan dahi.

Meski begitu, saya masih sedikit optimis bahwasanya First Kill hanyalah jembatan menuju cerita yang lebih dalam di semesta Orphan.

Terlepas dari itu, apresiasi dari saya untuk Isabelle Fuhrman yang sukses kembali memerankan peran ikonis tersebut. Beberapa pemeran pembantu seperti Julia Stiles dan Rossif Sutherland juga sukses mendapuk peran vital dalam "biografi Esther" ini.

Tak jarang, duo penulis naskah McGoldrick dan Mace memberikan ruang bagi Stiles untuk menafsirkan ironi khas perempuan Kaukasia dari kalangan atas di Connecticut, AS.

[Gambas:Youtube]



Karakter Tricia Albright yang dimainkan oleh Stiles seakan menjadi protagonis dadakan, ketika obsesi Esther akan darah dan penyiksaan semakin menjadi-jadi. Hal itu tentu dibutuhkan di masa kini, yang "mewajibkan" political dan cultural correctness untuk hadir di segala aspek.

Seluruh tim produksi di Orphan: First Kill seakan menangkap keinginan para woke activists untuk menonjolkan peran utama perempuan di tiap karya seni. Satire atau ironi? Tentu pilihan Anda untuk menginterpretasi.

Singkat kalimat, menonton Orphan: First Kill akan terasa sempurna apabila menyaksikan lagi film Orphan (2009) tepat setelahnya.

Ketika dua film ini berhasil Anda saksikan dalam satu periode waktu, maka Anda akan merasakan nikmatnya menjadi megalomania ala Esther dengan cara yang jauh lebih bersahaja.

Gif banner Allo Bank
(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER