Duo Gabber Modus Operandi (GMO) memutuskan melanjutkan aktivitas bermusik tanpa Ican Harem untuk sementara waktu lantaran personel tersebut tersandung kasus kekerasan seksual yang viral beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Rabu (7/9), keputusan tersebut diambil setelah melakukan mediasi dan investigasi terkait kasus tersebut.
"Selama rangka pemulihan tersebut, aktivitas bermusik GMO akan digawangi oleh Kasimyn. Pementasan GMO live dan DJ set akan tetap berjalan dilakukan oleh Kasimyn," tulis GMO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun rangkaian pemulihan yang diambil melalui rekomendasi mediator adalah memberikan waktu istirahat bagi Ican Harem sesuai permintaan selama enam bulan, pemulihan dan penguatan terhadap lingkungan internal GMO, serta membuka kanal pengaduan dan membuka ruang belajar bersama mengenai kekerasan seksual terbuka bagi komunitas di Bali.
"GMO memberikan dukungan untuk rehabilitasi dan pemulihan terhadap Ican Harem yaitu melalui melalui konseling dengan psikolog," tulis GMO.
"Serta edukasi dan pemberian pemahaman tentang kekerasan seksual, dan penguatan terhadap pasangan dan keluarga, sehingga memberikan waktu istirahat yang diminta oleh Ican untuk belajar memperbaiki diri selama waktu enam bulan," lanjut mereka.
Pada keterangan yang sama, GMO juga melatarbelakangi keputusan penanganan ini dengan membagi langkah-langkah yang dilakukan dengan mediator yakni Ditta Wisnu, S.H, M.H, C.Me, ahli hukum yang berpengalaman sebagai pendamping korban kekerasan seksual.
Penunjukan tenaga ahli hukum independen sebagai mediator ini dilakukan oleh GMO karena telah berusaha untuk menghubungi terduga korban X, tapi menemui kegagalan.
Menurut GMO, penyelesaian via mediator adalah langkah yang paling tepat untuk dilakukan, terutama karena belum adanya pelaporan resmi dari pihak korban terkait persoalan ini.
"Tindak pidana kekerasan seksual dikenal sebagai delik aduan, sehingga hanya dapat diproses jika ada pelaporan atau aduan dari pihak yang terdampak terutama korban," ungkap GMO.
"Dalam rangka mendapatkan aduan tersebut, personel maupun manajemen mencoba untuk menghubungi X, namun kami masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelaporan atau aduan tersebut," lanjut mereka.
CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada GMO untuk mengutip pernyataan tersebut.
Sebelum ini, Ican Harem sebagai terduga pelaku telah menyampaikan permintaan maaf sekaligus menjabarkan inti persoalan yang terjadi pada 2019 lalu.
Ican mengaku pada awal kasus ini muncul ke permukaan, ia merasa "bingung, khawatir, dan frustrasi" dan ia mencoba menghadapi itu semua sendirian.
Namun ia kemudian sadar bahwa dirinya minim kapasitas terkait "isu gender" yang bisa membuat situasi malah makin memburuk "bagi siapapun yang terlibat atau terdampak dalam peristiwa itu".
"Setelah saya mencoba menghubungi dan tidak ada respons, akhirnya saya melakukan konsultasi dengan ahli yang profesional di bidangnya dan saya memutuskan untuk mundur dan mendengarkan," imbuh Ican Harem.
Buntut dari dugaan kasus kekerasan ini, GMO juga membatalkan jadwal tur ke Kanada yang seharusnya digelar pada akhir Agustus lalu.