Salah satu hal yang menuai kritikan dalam Blonde adalah kisah Marilyn Monroe dipaksa berhubungan seks dengan Presiden AS ke-35, John F Kennedy (JFK). Kisah itu membangkitkan kembali konspirasi dan gosip soal hubungan gelap keduanya.
Rumor hubungan gelap antara Monroe dan JFK telah santer beredar sejak puluhan tahun lalu. Berbagai teori konspirasi bermunculan, tapi tak ada satu pun yang bisa dipastikan kebenarannya.
Blonde kemudian menggambarkan hubungan itu lewat kacamata sutradara Andrew Dominik berdasarkan novel berjudul sama karya Joyce Carol Oates. Alih-alih mendapatkan pujian, interpretasi itu justru dihujat karena seolah mengeksploitasi kisah hidup Monroe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutradara mengangkat rumor hubungan Monroe-JFK di bagian akhir Blonde. Dalam salah satu adegan, Monroe (Ana de Armas) tampak dibius dan dibawa ke karakter Presiden (Caspar Phillipson) yang memiliki kemiripan mencolok dengan JFK.
Di kamar itu, JFK tengah berbincang dengan seseorang dalam telepon dan menyangkal tudingan penyerangan seksual. Namun pada saat yang bersamaan, Monroe justru dipaksa berhubungan seks.
Kemudian adegan menampilkan Monroe berusaha melepaskan diri dari situasi tersebut, tapi ia hanya bisa mengatakan itu dalam batin.
Adegan tersebut dinilai sebagai salah satu alasan Blonde menuai kecaman. Sebagian besar menganggap sutradara telah melakukan pembunuhan karakter dan eksploitasi terhadap Marilyn Monroe.
Mereka juga khawatir penonton awam akan langsung percaya peristiwa itu benar-benar terjadi, meski tidak ada catatan mengenai insiden tersebut.
Sementara itu, konspirasi hubungan gelap Monroe dan JFK di dunia nyata masih menjadi perdebatan hingga sekarang. Berbagai teori menyebar di kalangan penggemar, salah satunya tentang pertemuan pertama dua figur ternama itu.
Penulis biografi James Spada mengatakan kepada People bahwa JFK pertama kali bertemu Monroe pada 1954. Saat itu, JFK dikenalkan oleh James Spada, aktor sekaligus adik ipar Kennedy.
Lanjut ke sebelah...