Setelah itu, ada banyak topik yang ia telusuri dalam pembuatan karya. Misalnya saja perkembangan sosial kedua orang tuanya (La Place, La Honte), masa remajanya (Ce qu'ils disent ou rien).
Kemudian ada pengalamannya berumah tangga (La femme gelée), hubungan gelap dirinya dengan seorang pria yang penuh gairah (Passion simple), pengalaman aborsi (L'événement), menghadapi Alzheimer (Je ne suis pas sortie de ma nuit).
Lalu ada pengalaman dirinya kehilangan ibunda (Une femme) dan menerima kenyataan sebagai penyintas kanker payudara (L'usage de la photo).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sebuah karya memoar sejarah yang ia rilis pada 2008 bertajuk Les Années (The Years) dianggap sebagai pencapaian terbaik dari Annie Ernaux.
Dalam buku tersebut, ia menulis dari sudut pandang orang ketiga untuk pertama kalinya. Buku itu menggambarkan dengan jelas masyarakat Prancis setelah Perang Dunia II hingga awal 2000.
Novel itu pula yang membuat Ernaux memenangkan banyak penghargaan, seperti Françoise-Mauriac Prize of the Académie française, Marguerite Duras Prize, French Language Prize 2008, Télégramme Readers Prize 2009, dan Premio Strega Europeo Prize 2016.
Buku itu pula yang membuat dirinya mendapatkan nominasi International Booker Prize 2019.
Kini, Annie Ernaux dinobatkan sebagai peraih Nobel Sastra 2022 oleh the Swedish Academy. Namanya diumumkan di Stockholm, Kamis (6/10).
Penulis 82 tahun tersebut diberi penghormatan itu atas "keberanian dan ketajaman klinis yang dengan itu, ia mengungkap akar, keterasingan, dan pengekangan kolektif dari ingatan pribadi," tulis pihak the Swedish Academy.
Dengan hadiah Nobel Sastra ini, Annie Ernaux berhak atas medali dan hadiah sejumlah 10 juta krona Swedia atau setara dengan Rp13,7 miliar.