Kevin Spacey mengatakan dirinya kesulitan untuk mengaku sebagai gay secara terbuka karena dibesarkan oleh seorang ayah yang rasis, homofobia, dan anti-Semit.
Aktor serial House of Cards itu bahkan menyebut ayahnya, Thomas Fowler, sebagai kaum supremasi kulit putih karena pemikirannya yang konservatif.
"Ayah saya adalah seorang kaum supremasi kulit putih dan neo-Nazi," kata Kevin Spacey saat sidang lanjutan di New York AS, pada Senin (17/10), seperti diberitakan Variety.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak pernah membicarakan hal-hal ini di depan umum. Saya tumbuh di tengah keluarga yang sangat rumit," lanjutnya.
Pengakuan itu diungkapkan Kevin Spacey dalam persidangan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap Anthony Rapp yang digelar di New York. Dugaan pelecehan seksual itu terjadi pada 1986 silam, kala Rapp masih berusia 14 tahun.
Dalam kesaksian sebelumnya, Rapp menuding Spacey melakukan penipuan karena tidak mengaku sebagai gay secara terbuka. Spacey kemudian membantah bahwa yang dia lakukan kala itu bukan menipu, melainkan enggan membicarakan kehidupan pribadi.
"Menyebut seseorang sebagai penipu berarti mengatakan orang itu hidup dalam kebohongan. Saya tidak hidup dalam kebohongan. Saya hanya enggan membicarakan kehidupan pribadi saya," jelas Spacey.
Kevin Spacey kemudian mengungkapkan bahwa dia 'takut' sebagai seorang anak dan 'dipaksa untuk mendengarkan' ceramah rasis dan fanatik ayahnya. Di sisi lain, ayahnya juga menyebut Spacey sebagai pengecut ketika dia mengaku ingin menjadi aktor.
Sebelumnya, sidang dugaan pelecehan seksual Kevin Spacey terhadap Anthony Rapp pertama kali digelar pada Kamis (6/10) lalu.
Lanjut ke sebelah...