Membedah Lebih Dalam di Balik Joget Viral Temon Holic

CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2022 10:42 WIB
Temon Holic yang viral di Jawa Tengah dan Jawa Timur sejatinya bukan hanya sekadar ekspresi bebas atas dangdut koplo.
Temon Holic yang viral di Jawa Tengah dan Jawa Timur sejatinya bukan hanya sekadar ekspresi bebas atas dangdut koplo. (Tangkapan layar youtube Mr TEMON HOLIC)

Membedah lebih dalam, meski Temon menyebut ciri khas dari Temon Holic adalah pada gerakan tangan ombak, sejatinya tren joget ini terpaku pada sinkopasi kendang serta bebunyian instrumen perkusif lainnya.

Hentakan dan ketukan ganjil itulah yang kemudian melahirkan 'senggakan' pada tiap goyangan milik Temon.

Sinkopasi atau senggakan tersebut memang menjadi nyawa utama dari sub-genre koplo dari musik dangdut, terutama di tanah Jawa Tengah, tempat Temon lahir dan tumbuh besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Michael mengakui bahwa pola ekspresi yang ditawarkan oleh Temon memang amat menarik. Menurutnya, gerakan Temon Holic berkembang secara naluriah melalui darah dan batin Temon yang sudah terekspos dengan kesenian di daerahnya.

"Kalau (gerakan) mas Temonnya, bagiku karena dia tinggal di Klaten, jelas ia terdisiplinkan oleh musik gamelan dan musik folk, atau musik tradisi lah," kata Michael.

"Jadi ada jathilan, jaran kepang, terus musik-musik rakyat di Jawa yang notabene memang punya motif senggakan kayak begitu ya," lanjutnya.

[Gambas:Instagram]



Michael pun menilai lakon dan gerak tubuh Temon Holic memang berdasar dari pengaruh budaya Jawa yang tertanam dalam diri Temon, seperti lagu-lagu gamelan, lagu-lagu Jawa, campursari, lagu Kejawen, dan sejenisnya yang punya "hentakan, tendangan, dan sebagainya".

"Dia mengikuti pola dan sebagainya, akhirnya bertransformasi ke teman-teman dangdut ketika merespon kendang dan sebagainya, itu jadi pola yang menarik," kata Michael.

"Yang menarik adalah mungkin mas Temon sendiri tidak sadar ketika dia mengemas itu. Karena pada dasarnya itu sudah bertumbuh dalam kesadarannya," katanya.

Meski berdasarkan interpretasi kesenian yang bebas, Michael menilai gerakan Temon Holic hanya tumbuh pada kaidah musik dangdut dan sub-genre-nya, termasuk koplo. Gerakan Temon Holic, kata Michael, jelas tidak cocok diterapkan di genre musik lain.

"Untuk dangdut di Jawa ya (khususnya). Aku menyebutnya Dangdut Ambyar, lalu ada Dangdut Koplo, Dangdut Madura, Dangdut Tapal Kuda, Patrol, itu biasanya kayak gitu," kata Michael.

"Dia tidak sampai Sumatera. Di Bandung, pun Jakarta juga agak sedikit. Tapi di Sumatera, di Minang atau di dangdut Banjar itu tidak akan terjadi," katanya.

[Gambas:Instagram]



(far/end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER