Debut Strange World Flop, Disney Bisa Rugi Triliunan Rupiah
Film Strange World gagal punya debut box office meyakinkan di liburan Thanksgiving yang berlangsung pada akhir pekan kemarin.
Data Box Office Mojo menunjukkan film animasi Disney itu mendapatkan box office domestik akhir pekan sebesar US$11,4 juta dari 4.174 lokasi penayangan di Amerika Utara.
Ditambah dengan dua hari ekstra berkenaan dengan Thanksgiving, film yang dibintangi Jake Gyllenhaal dan Dennis Quaid ini total meraup US$18,6 juta selama lima hari penayangan.
Menurut Variety pada Minggu (27/11), angka itu jauh di bawah prediksi sebelumnya yang menilai film keluarga ini bisa mendulang US$30-40 juta mulai Rabu hingga Minggu.
Pendapatan Strange World ini menjadi salah satu angka pembukaan terburuk dalam sejarah modern Disney, selain West Side Story sebesar US$10,5 juta.
Bahkan sejumlah sumber Variety menyebut dengan respons penonton yang minim, ulasan yang "biasa saja", hingga promosi yang tak gencar, Disney bisa rugi setidaknya US$100 juta atau setara dengan Rp1,5 triliun (US$1=Rp15.700).
Hal itu terbilang logis mengingat bujet produksi film ini mencapai US$135-180 juta, belum termasuk pemasaran. Dengan bujet ini, sumber Variety menyebut setidaknya Strange World butuh US$360 juta untuk balik modal.
Sementara menurut data Box Office Mojo, film ini hanya meraup US$9,2 juta di pasar internasional sehingga menggenapi perolehan global hanya sebesar US$27,8 juta.
"Ini adalah pembukaan yang lemah menurut standar animasi Disney," kata David A Gross dari konsultan perfilman Franchise Entertainment Research.
"Dengan biaya US$180 juta, ditambah biaya pemasaran, film ini akan berakhir dengan kerugian, bahkan dengan pendapatan tambahan yang bagus," lanjutnya.
Sementara analis film langganan Variety, Paul Dergarabedian, menilai bahwa film Strange World yang flop ini sebagai tanda bahwa industri film masih dalam proses adaptasi usai pandemi.
"Biasanya sepanjang tahun ini, film keluarga Disney adalah yang paling menarik," kata Paul Dergarabedian dari Comscore. "Ini menunjukkan pasar domestik masih pemulihan dan beradaptasi dengan kendala pandemi,"
Namun Variety mencatat ada beberapa hal yang membuat film tentang keluarga yang harus menghadapi tantangan di dunia asing ini gagal mendapatkan angka tinggi.
Pertama, film ini tidak main di China dan Rusia yang merupakan pasar film internasional yang besar. Kemudian, beberapa pasar internasional yang menjanjikan lainnya juga tak disinggahi film ini, seperti Timur Tengah dan Indonesia karena ada karakter gay di dalam filmnya.
"Disney tak mau memotong bagian film untuk mematuhi aturan film mereka," tulis Variety.