Dugaan festival konser We All Are One K-Pop bermasalah muncul saat penyelenggara mengumumkan acara tersebut ditunda, dari yang sebelumnya 11-12 November 2022 menjadi Januari 2023.
Alasan penundaan acara tersebut diklaim karena tragedi Itaewon yang terjadi di Seoul, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi promotor dan para penampil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu diumumkan oleh penyelenggara acara yang mengatasnamakan PT Coution Live Indonesia dengan CEO yang tercantum bernama Park Jai-hyun.
Meski begitu, acara yang semula menjanjikan memboyong BamBam GOT7, PENTAGON, ASTRO, dan Chen EXO tersebut tak jua memberikan keterangan lebih lanjut perihal acara.
Hingga kemudian, vendor yang direkrut untuk mempersiapkan festival tersebut buka suara dan merasa telah dirugikan oleh Park Jai-hyun alias Direktur Park selaku CEO PT Coution Live Indonesia.
Direktur Park diduga "kabur dan tidak menyelesaikan tanggung jawabnya" terhadap vendor atas nama PT Visi Musik Asia.
Lihat Juga : |
Rizky Triadi selaku Direktur PT Visi Musik Asia mengatakan pihaknya pada 11 November 2022 mendapatkan kabar bahwa Dirjen Imigrasi memanggil Direktur Park. Rupanya, paspor milik Park Jai-hyun sudah ditahan tanpa diketahui alasannya.
Atas situasi tersebut, pihak vendor meminta bantuan konsultan hukum karena mencurigai ada permainan kotor dalam konser tersebut. Apalagi, vendor tidak mendapatkan bayaran sampai tenggat waktu.
"Sebelum lapor, sudah mediasi tapi digantung terus. Sampai sekarang tidak dibayar sama sekali dan sudah tidak jawab [ketika dihubungi] lagi," kata Rizky.
"Hasil penjualan tiket kurang lebih sudah mencapai Rp7 miliar. Dana itu sudah hampir setengahnya ditarik Direktur Park," lanjutnya.
(end)