Seniman serba bisa Remy Sylado meninggal dunia pada Senin (12/12). Sosok bernama asli Japi Panda Abdiel Tambajong itu meninggal pada usia 77 tahun di kediamannya kawasan Cipinang, Jakarta Timur.
Kabar duka Remy Sylado meninggal dunia dikonfirmasi sang anak, Pras.
"Iya betul, saya dengan anaknya, Pras. Barusan saja sekitar 30 menit yang lalu meninggalnya," kata Pras kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semasa hidupnya, Remy Sylado dikenal memiliki terobosan pemikiran yang lahir dari berbagai lini kreatif, seperti penulis, aktor, penyanyi, hingga mengabdi sebagai dosen.
Sebelum dikenal sebagai aktor papan atas di era 1970-an hingga 1980-an, Remy Sylado lebih dulu menempa kariernya sebagai wartawan di berbagai media ternama Indonesia, termasuk sebagai redaktur Aktuil, majalah musik legendaris asal Bandung.
Remy Sylado mulai menulis sejak usia muda dan banyak menuliskan pemikirannya dalam berbagai medium seperti puisi, novel, esai, atau sajak dan roman populer.
Dalam tulisan-tulisannya yang dikenal menyentil itu, sosok Remy muda juga dikenal pemberani dalam mendobrak pandangan umum atas pakem drama di masa itu.
Berbagai judul novel legendaris lahir dari tangan dan imajinasi mendiang Remy, seperti Gali Lobang Gila Lobang, Siau Ling, Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa), Kerudung Merah Kirmizi, Kembang Jepun, Paris van Java, hingga Sam Po Kong dan belasan judul lainnya.
Salah satu judul novelnya Kerudung Merah Kirmizi bahkan membuat Remy Sylado diganjar penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pada 2002.
Melalui kepiawaiannya dalam bidang penulisan, mendiang Remy Sylado juga memupuk karier panjang di dunia seni peran dan seni musik.
Lanjut ke sebelah...