Meski demikian, saya pribadi tidak ingin buru-buru menyimpulkan bahwa James Cameron payah dalam bercerita. Sang sutradara bisa saja tengah menyimpan sesuatu yang lebih spektakuler untuk tiga film selanjutnya.
Durasi Avatar 2 yang mencapai 192 menit itu juga ramai disorot. Sejumlah penggemar menilai sekuel itu melampaui 'pakem' tontonan bioskop yang lazimnya hanya berdurasi sekitar 2 jam.
Saya tidak merasa bosan atau gelisah dengan panjangnya durasi film tersebut. Meski demikian, harus diakui ada beberapa bagian yang rasanya masih bisa dipangkas walau mengandung suguhan visual yang memukau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping urusan teknis dan plot cerita, akting para pemeran di film juga menyatu dengan aspek-aspek yang menonjol lainnya.
Sam Worthington kembali memberikan penampilan terbaiknya meski harus memikul tanggung jawab besar sebagai poros cerita sekuel ini.
Jajaran pemeran baru, seperti Kate Winslet sebagai Ronal hingga anak-anak Jake dan Neytiri berhasil membahasakan karakter mereka dengan baik sesuai dengan porsi masing-masing.
Britain Dalton sebagai Lo'ak si putra kedua dan Trinity Jo-Li Bliss sebagai Tuk si bungsu juga menjadi dua karakter yang sukses mencuri perhatian setiap muncul di layar.
Lo'ak menonjol berkat dilema yang dihadapi karena kerap tersisihkan sebagai anak kedua. Sedangkan, Tuk yang tampaknya masih berusia balita mengimbangi dengan tingkah gemas, walau tak memiliki adegan sebanyak kakak-kakaknya.
Namun di atas itu semua, Zoe Saldana sebagai Neytiri masih kokoh menjadi karakter favorit saya sejak film pertama. Karakter Neytiri dalam sekuel ini mengalami perkembangan signifikan dibandingkan film pertama.
Ia kini harus menanggung segudang persoalan pelik, mulai dari tanggung jawab sebagai pendamping Jake, ibu, hingga seorang calon tsahik yang begitu sentral di mata klan aslinya, Omaticaya. Belum lagi ketika ia mengalami pergolakan batin ketika ketiga peran itu memiliki tanggung jawab yang bertentangan.
Berbagai persoalan yang dialami Neytiri berhasil dibawakan dengan baik oleh Zoe Saldana lewat penampilan di setiap adegan.
Avatar: The Way of Water bagi saya belum mampu mencapai predikat sempurna, meski sekuel ini jelas punya kontribusi penting bagi industri film era modern.
Di tengah layanan streaming yang semakin gencar merilis film dan serial, Avatar 2 menjadi pembuktian bahwa bioskop masih menjadi medium terbaik untuk dapat menikmati film.
Film kedua dari saga Avatar ini juga layak menerima berbagai penghargaan film bergengsi, setidaknya untuk kategori yang berhubungan dengan aspek teknis dan visual.
Potensi serupa juga berlaku bagi James Cameron, yang rasanya akan kembali bertengger di nominasi sutradara terbaik pada berbagai ajang bersama sineas kawakan lainnya.