Jakarta, CNN Indonesia --
Satu hal yang ingin saya tekankan di awal review ini adalah The Glory merupakan drama yang mungkin membuat beberapa penonton tidak nyaman ketika menyaksikan kisah yang ditampilkan.
Sutradara Ahn Gil-ho dengan penulis naskah Kim Eun-sook rupanya mantap menayangkan kekerasan di sekolah, di rumah tangga, dan segala macam trauma di masa lalu secara detail sehingga berpotensi jadi trigger bagi penonton.
Penggambaran kekerasan yang begitu riil dan memang sangat mungkin terjadi di dunia nyata membuat saya sedikit sulit untuk menghabiskan episode pertama drama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu yang membuat saya teringat Kim Eun-sook sejak awal sudah mengumumkan The Glory sengaja diberi label untuk dewasa karena adegan kekerasan dan pelecehan yang ekstrem di sekolah.
Namun, kesulitan menonton hanya terasa di episode pertama. Sisa tujuh episode selanjutnya berhasil menghipnotis saya untuk menyelesaikan semuanya dalam waktu singkat.
Plot, akting para pemain, dan sinematografi drama ini betul-betul layak diacungi jempol. Namun, pujian setinggi-tingginya saya berikan kepada Kim Eun-sook, sang penulis naskah.
The Glory juga menjadi sarana Kim Eun-sook sangat serius menyinggung permasalahan isu sosial dengan kemasan yang sangat baik sehingga dengan mudah dimengerti penonton.
Saya bisa bilang The Glory merupakan karya dengan tema paling gelap dan penuh pesan yang pernah dibuat Kim Eun-sook.
Keunggulan utama drama ini adalah plot dengan naskah yang luar biasa. Kisah rencana balas dendam Moon Dong-eun (Song Hye-kyo) dalam The Glory dijahit dengan begitu rapi oleh Kim Eun-sook. Revenge is a dish best served cold!
Penonton bisa dengan mudah menikmati bahkan ikut tertegun dan kagum saat melihat upaya balas dendam Moon Dong-eun begitu tertata. Drama ini menggunakan narasi sudut pandang korban dengan teknis jalan cerita yang luar biasa.
 Review drama The Glory: Kim Eun-sook menuliskan kisah pembalasan dendam Moon Dong-eun (Song Hye-kyo)yang begitu rapi dan mendetail. (Netflix/Graphyoda) |
Percakapan para karakter juga menggunakan kata-kata sederhana dan yang kerap digunakan sehari-hari meski ada hal-hal tersirat di dalamnya.
Hal-hal itu yang membuat saya selalu ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya, tanpa rasa bosan hingga episode delapan bagian pertama The Glory selesai diputar.
 Review drama The Glory: Jung Ji-so merupakan aktris muda yang begitu baik memerankan korban kekerasan di sekolah. Ia menjadi karakter versi muda yang diperankan Song Hye-kyo. (Netflix/Graphyoda) |
Selain naskah yang luar biasa, drama ini juga bertabur bintang yang membuat cerita yang ditulis Kim Eun-sook bisa benar-benar 'hidup' di layar kaca.
Para pemeran remaja karakter utama drama ini yakni Shin Ye-eun sebagai Park Yeon-jin muda dan Jung Ji-so sebagai Moon Dong-eun remaja benar-benar top notch!
Lanjut ke sebelah..
Gambaran remaja atau dewasa muda manis dan baik hati dalam beberapa drama sebelumnya hilang dengan sempurna saat Shin Ye-eun membintangi The Glory. Dia hadir sebagai momok untuk remaja di sekolah yang tunduk pada uang dan tidak bisa melindungi murid dari kekerasan.
Selain Shin Ye-eun, The Glory juga menjadi tempat bagi beberapa bintang lainnya membuktikan mereka mampu memerankan karakter psikopat atau karakter yang selama ini berbeda dari kebanyakan filmografi mereka.
 Review drama The Glory: Shin Ye-eun membuktikan dirinya cocok berperan sebagai antagonis meski kerap memerankan tokoh protagonis. (Netflix/Graphyoda) |
Nilai tambah lainnya untuk drama ini adalah sinematografi, terutama transisi yang sangat mulus dari karakter remaja dan dewasa. Transisi tersebut memperkuat jalan cerita tanpa membuat penonton bingung dengan alur maju mundur The Glory.
Dari segi jalan cerita, The Glory menyentil moralitas dan humanisme di kehidupan nyata. Pembalasan dendam dalam drama ini menjadi kritik atas kebobrokan sistem di lembaga pendidikan hingga penegak hukum.
Drama ini memperlihatkan kekerasan di sekolah bisa terjadi hanya karena ada murid yang ingin 'bersenang-senang' dengan murid lain yang tak punya kuasa atau pelindung di sekolah.
 Review The Glory: Lee Do-hyun menunjukkan dirinya merupakan aktor versatile melalui drama The Glory. (Netflix/Graphyoda) |
Kondisi tersebut diperburuk dengan guru dan kepala sekolah yang lebih tunduk kepada sponsor dan gagal melindungi muridnya sendiri. Belum lagi kondisi serupa juga terjadi di lembaga penegak hukum.
Tak hanya bagi para pelaku, The Glory juga menyentil orang-orang yang selama kekerasan terjadi hanya diam dan menonton.
Sehingga, korban pun hanya bisa bergantung pada dirinya sendiri. Dalam The Glory, Moon Dong-eun menjadi contoh kecil orang yang bertahan bahkan merencanakan balas dendam kepada pelaku kekerasan.
Namun di dunia nyata, bukankah banyak pula korban kekerasan atau pelecehan yang akhirnya menyerah karena putus asa mencari bantuan?
[Gambas:Video CNN]
Oleh sebab itu, masalah dalam The Glory bisa dengan mudah terhubung dengan penonton dari negara selain Korea Selatan, karena kekerasan di sekolah dan rumah tangga merupakan permasalahan yang terjadi di banyak tempat.
Pada akhirnya, The Glory merupakan drama yang benar-benar bagus untuk menutup 2022 atau mengawali 2023. Naskah, akting dan chemistry para bintang, sinematografi, hingga pesan yang disampaikan begitu sempurna.
Sedikit saran bagi yang belum menyaksikan drama ini, ada baiknya menyaksikan intro The Glory karena bagian singkat itu menampilkan hal-hal penting dalam drama tersebut.
Delapan episode bagian pertama The Glory sudah tayang sejak 30 Desember. Sementara itu, delapan episode The Glory Part II akan tayang Maret 2023. The Glory bisa ditonton di Netflix.
[Gambas:Youtube]