Jakarta, CNN Indonesia --
RRR adalah salah satu film paling muluk-muluk dan hiperbolis yang pernah saya saksikan. Namun uniknya, saya justru puas dengan langkah S.S Rajamouli yang tak tanggung-tanggung dalam mengemas cerita ini hingga menjadi sajian megah.
Meski epos dalam RRR terinspirasi dari pejuang revolusi sungguhan, Rajamouli tetap memilih untuk menuangkan ide gila yang menembus batas-batas logika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya seolah diminta Rajamouli untuk meletakkan nalar dan skeptisme tentang akurasi cerita selama tiga jam perjalanan film ini.
Betapa tidak, RRR sejak awal langsung menggebrak lewat adegan pertarungan antara Bheem melawan seekor harimau hanya dengan menggunakan tangan kosong. Kedahsyatan itu berlanjut dan terus meningkat hingga membuat saya tak henti berdecak kagum.
Di berbagai adegan, kernyitan dahi saya kerap berubah menjadi mata yang terbelalak karena tercengang dengan cara sutradara mengemas cerita.
Film ini memiliki segudang elemen kejut yang jarang ditemukan dalam cerita-cerita kolosal lainnya. Beberapa di antaranya twist yang muncul nyaris di setiap babak, hingga aspek pendukung lain seperti keberadaan harimau di awal cerita.
 Review film: RRR memiliki cerita dan konflik yang layak diikuti, bukan sekadar persembahan visual epik bermodal kucuran dana besar. (DVV Entertainment via IMDb) |
Namun terlepas dari ide gila yang dituangkan sutradara, pendekatan tersebut tetap padu dengan kisah heroik karakter utama, Raju (Ram Charan) dan Bheem (Rama Rao).
RRR bagi saya memiliki satu aspek yang mampu mengimbangi imajinasi Rajamouli, yakni kisah kepahlawanan yang masih membumi. Ia tak luput menggambarkan kesengsaraan rakyat India akibat penjajah Inggris yang bengis dan keji.
Raju dan Bheem kemudian hadir bak juru selamat sekaligus simbol perlawanan India. Perpaduan itu menghasilkan narasi yang naif, tapi berhasil menarik simpati banyak orang hingga begitu sukses ketika tayang di bioskop.
Rajamouli juga menjahit cerita antara Raju dan Bheem dengan begitu apik. Sepasang sahabat itu memiliki latar belakang dan motif karakter yang kuat.
Ketika Raju dan Bheem bertemu hingga akhirnya bersahabat, sang sutradara juga tetap merawat motif dan ambisi masing-masing karakter yang sesungguhnya saling bertentangan.
Keputusan itu patut diapresiasi karena membuat RRR tetap memiliki cerita dan konflik yang layak diikuti, bukan sekadar persembahan visual epik bermodal kucuran dana besar.
Di samping itu, kepahlawanan Raju dan Bheem dalam film ini juga tidak digarap dengan cara sembarangan.
Lanjut ke sebelah...
Rajamouli juga terlihat berupaya menggambarkan heroisme Raju dan Bheem dengan cara yang paling manusiawi.
Raju harus membangun karier dan rela menjadi kacung penjajah demi niat yang lebih mulia untuk orang-orang di desanya, sementara Bheem punya tekad kuat menjemput adiknya dengan hanya bermodal tangan kosong.
Modal cerita itu kemudian dikembangkan menjadi berbagai adegan laga melawan penjajah yang terasa epik berkat sentuhan ajaib Rajamouli.
Raju dan Bheem memang tak memiliki atribut pahlawan super canggih layaknya superhero semesta MCU atau DCEU. Namun bagi saya, aksi mereka justru memiliki derajat spektakuler yang tak kalah saing dengan waralaba Hollywood tersebut.
Saya pun merasakan berbagai macam emosi ketika menyaksikan RRR karena film ini mencampur aduk berbagai genre dalam satu cerita utuh. Di luar dongeng kepahlawanan, film ini menyelipkan kisah romansa, persahabatan, hingga gambaran penjajahan dari berbagai sudut pandang.
Belum lagi adegan berdansa dan menyanyi khas film-film Bollywood yang tak luput untuk disuguhkan. Rajamouli cukup piawai dalam menyelipkan sekuens menari pada cerita kepahlawanan yang umumnya bernuansa dramatis.
 Review film: RRR adalah contoh nyata sebuah film bisa sukses merambah pasar global dengan tetap mempertahankan warnanya, yakni unsur Bollywood yang tetap kental. (DVV Entertainment via IMDb) |
Apresiasi juga patut diberikan kepada Naatu Naatu yang menjadi musik latar adegan tersebut. Saya pun tak begitu kaget ketika mengetahui lagu tersebut meraih Piala Golden Globe Awards untuk kategori Best Original Song.
Keberhasilan RRR pada tahun lalu bagi saya menjadi imbalan yang setimpal dengan kucuran dana dan usaha orang-orang di balik produksi film ini. Film ini memang layak mendapat pengakuan hingga kancah global berkat paket lengkap yang ditawarkan.
Namun di luar itu semua, capaian tersebut menyiratkan satu pesan penting sekaligus tantangan bagi sineas di luar Hollywood, termasuk Indonesia.
RRR adalah contoh nyata sebuah film bisa sukses merambah pasar global dengan tetap mempertahankan warnanya, yakni unsur Bollywood yang tetap kental.
Film ini juga ogah terbawa arus menggambarkan kisah kepahlawanan dengan mengikuti tren film superhero Hollywood. Berbagai upaya itu tak pelak menjadi disrupsi yang berhasil menambah warna baru di industri film secara global.
[Gambas:Youtube]