Meski menghadirkan cerita baru dengan suasana berbeda, film ini bagi saya gagal meninggalkan kesan mendalam. Saya menduga ada dua hal yang memengaruhi kesan tersebut.
Pertama, film ini secara spesifik mengisahkan keluh kesah anak tengah yang terabaikan dan berusaha mencari 'rumah'. Bagi saya pribadi, pesan itu rasanya tak sepenuhnya sampai karena saya bukan anak tengah maupun anak kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Aurora dalam film ini akhirnya tidak meninggalkan 'after taste' yang signifikan jika dibandingkan dengan NKCTHI.
Hal itu juga tak lepas dari pendekatan film sebelumnya yang masih memberikan porsi cukup banyak dalam menggambarkan keresahan ketiga kakak-beradik.
Kedua, film ini juga mengakhiri beberapa subplot dengan tergesa-gesa sehingga terasa kurang memuaskan. Sebut saja dinamika hubungan toksik antara Aurora dengan Jem yang menjadi salah satu aspek penting dalam cerita.
Saya semula mengira bagian tersebut akan berakhir dengan kesimpulan yang tegas karena konflik film ini dipicu oleh masalah itu. Namun, permasalahan tersebut ternyata diakhiri begitu saja tanpa ada dialog maupun gestur yang membekas.
Tak hanya itu, adegan-adegan film ini juga relatif tak berkesan sehingga cenderung sulit menjadi adegan ikonis. Saya rasa berbagai adegan tersebut akan sulit menandingi adegan-adegan ikonis dari film pertama.
Sebut saja adegan one-shot ketika Narendra (Donny Damara) berdebat sengit dengan anak-anaknya, atau ketika Awan (Rachel Amanda) menanyakan kejelasan hubungan dirinya dengan Kale (Ardhito Pramono).
Namun pada akhirnya, film ini tetap menarik ditonton bagi pencinta drama keluarga yang ingin merasakan sentuhan berbeda dalam film bertema serupa.
Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang kemungkinan besar masih akan digandrungi banyak orang, terutama bagi penggemar buku NKCTHI dan berbagai adaptasi yang dikembangkan.
Saya juga berharap Angga Dwimas Sasongko mampu menutup semesta ini dengan manis lewat film ketiga yang disebut sudah diproduksi.
Penutup itu akan menjadi pembuktian tentang seberapa jauh Angga mampu mengembangkan semesta ini menjadi tontonan yang terus berkembang di setiap rilisannya.