Plot film ini dikemas dengan 'pace' yang cepat sehingga menimbulkan kesan thriller yang intens. Soon-rye juga menyelipkan berbagai referensi bermuatan politik luar negeri sehingga memperkaya cerita.
Nilai plus akan unsur thriller itu pun membuat saya bertanya-tanya dengan keputusan sang sutradara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film ini mungkin lebih menarik jika menyelami kisah Jung Jae-ho sebagai sang diplomat yang lurus dan naif menghadapi kerasnya dunia nyata.
Pendekatan itu bakal lebih solid karena fokus dengan unsur thriller dan bisa menggali lebih dalam kehidupan Jung Jae-ho sebelum berhadapan dengan para teroris.
Ada pula opsi lain seperti sepenuhnya terpusat pada laga dan mengembangkan Park Dae-sik sebagai agen intel ikonis seperti Ethan Hunt hingga James Bond.
Di sisi lain, penampilan kocak Kang Ki-young sebagai Qasim, imigran Korea sekaligus penerjemah Jae-ho dan Dae-sik selama menjalankan misi bisa dibilang menjadi penyegar dari rasa bosan.
Berbagai celetukan komikal yang dilontarkan Qasim berhasil menambah warna dan mencairkan suasana, bahkan pada sejumlah sekuens yang tidak saya perkirakan.
![]() |
Aspek visual The Point Men juga patut diacungi jempol berkat desain produksi yang megah. Film ini berhasil menggambarkan Timur Tengah dengan apik tanpa perlu banyak pretensi.
Meski tidak mengandung banyak elemen kejut, The Point Men pada akhirnya tetap menjadi tontonan yang masih bisa dinikmati. Film ini tepat untuk ditonton sebagai hiburan semata karena tak terlalu kompleks atau berbelit.
The Point Men juga menawarkan 'fan service' yang tak boleh dilewatkan penggemar Hyun Bin. Lewat film ini, penggemar bisa menyaksikan Hyun Bin memakai gamis dan serban, bahkan mengucapkan "Assalamu'alaikum".