Jakarta, CNN Indonesia --
David Bayu tidak tampak seperti vokalis yang baru berpisah dari band yang telah mengiringi kariernya selama 25 tahun. Percaya diri, banyak membanyol, dan terus menyanyikan 24 lagu nyaris tanpa jeda.
Ia sempat mengaku "panik" saat pertama kali manggung solo Oktober lalu setelah mengumumkan Naif bubar. Tapi, itu sudah tidak lagi kelihatan bekasnya di atas panggung Di Dalam Jiwa, konsernya di M BLoc Livehouse, Jakarta Selatan, Jumat (10/2) malam.
Konser berlangsung dalam setting yang akrab, hanya menjual 300 tiket yang ludes dalam sepekan. Tidak ada band pembuka dan tanpa fafifu, David muncul menenteng gitar dan langsung nyanyi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut David, ada beberapa lagu yang jarang ia mainkan, seperti Itulah Cinta dan Janji Setia. Toh, sebagian penonton dengan takzim mengikutinya bernyanyi hafal luar kepala.
Ruangan betulan pecah saat Dimana Aku Disini dimainkan, seolah mengonfirmasi bahwa Naif boleh pecah, tapi lagu-lagun mereka akan tetap hidup lewat David.
Tujuan utama konser itu tentu saja untuk memperkenalkan album Di Dalam Jiwa. Mungkin itu tindakan yang tidak begitu perlu. Karena, meski baru resmi rilis Oktober lalu, seisi ruangan tampak sudah hafal semua lirik dalam album itu.
Itu menandakan bahwa David membawa aset Naif yang paling berharga: aransemen musik dan lirik yang mudah dicerna.
Jejak Naif sangat terasa dalam It's Ok For Me Now yang bertempo sedang dan gembira, tetapi sesungguhnya meratapi kasih yang tak berbalas.Yang paling kentara perbedaan antara karya solo David dengan album-album Naif sebelumnya mungkin pada muatan kontemplatifnya.
Manusia, Gelap, Berserah, semuanya bicara tentang mengakui kelemahan manusia dan mencari cahaya sebelum mati suatu saat kelak.
Dalam sebuah wawancara, David mengakui album Di Dalam Jiwa merupakan refleksi diri setelah dua tahun pandemi dan situasi psikologis pascaperpisahan dengan Naif.
Tanpa panggung dan kegiatan rekaman album baru selama nyaris lebih dari dua tahun, membuatnya punya banyak waktu untuk berpikir. Di panggung ia mengucap syukur karena penonton yang hadir, konser bisa terlaksana, dan berbagai hal lain.
"Semua ini atas izin Allah SWT. Lho, kok gue malah tausiah?" kelakarnya disambut tawa penonton.
Ia masih membawakan beberapa nomor hits seperti Piknik 72 dan Towal-towel yang disajikan dengan lighting yang sungguh cantik. Jika ada perubahan dalam tren musikalitasnya ke arah lebih tenang dan dalam, fans kelihatannya tidak keberatan.
[Gambas:Video CNN]
Lanjut ke sebelah...
Kemungkinan fans yang menonton ini adalah mereka yang tumbuh Bersama Naif sejak mulai naik daun awal 2000-an. Kalau saat itu mereka masih remaja, maka sekarang, mereka telah jadi penggemar usia ibu-bapak.
Senang melihat saya bukan satu-satunya emak-emak yang hadir karena di sana-sini nampak pasangan om-tante yang sebagian masih mengenakan baju kantor. Serombongan perempuan bergamis dan hijab syari berdiri persis sebelah saya turut bernyanyi tidak berbeda dengan penonton lainnya.
Konser tunggal mahal, cuy!
Setelah PPKM dilonggarkan tahun lalu, jadwal konser muncul tiap pekan di Indonesia. David Bayu kelihatan ngotot mencatatkan Di Dalam Jiwa sebagai salah satunya. Tanpa sponsor, dengan tiket dijual seharga Rp250 ribu per lembar, sulit membayangkan konser ini sebagai sarana cari untung.
"Terima kasih kepada istri gue tercinta Shilla Delila, yang jadi promotor konser ini," teriak David dari panggung. Karena sang istrilah, menurut David dirinya jadi manggung.
"Enggak ada orang manggil gue nyanyi, ya udah gue bikin konser sendiri. Gak ada yang sanggup bayar gue," katanya disambut tawa penonton.
Sejak akhir tahun lalu, David juga duduk sebagai satu dari 11 juri Indonesian Idol. Perannya sebagai juri itu lah menurutnya yang membuat konser bisa terlaksana.
"Kalau enggak di-hire jadi juri, gue enggak bakal bikin acara ini. Budget-nya gede banget bikin acara sendiri. Wow, ternyata banyak printilan bangs**nya," keluhnya dari atas panggung.
Tidak ada request
Meski tetap memainkan sejumlah hits Naif, tidak jelas apakah memang ada kesepakatan bagi David hanya bisa memainkan lagu tertentu saat tidak manggung bersama. David sejak awal minta maaf karena tidak bisa memenuhi permintaan fans untuk menyanyikan lagu-lagu favorit.
"Playlist-nya kaya di kaset (Di Dalam Jiwa) deh... Maaf ye, malam ini gue engak bisa terima request. Lo dengerin aja yang kami kasih," pintanya.
Lagu seperti Dimana Aku Disini disebutnya "masih aman" untuk dibawakan meskipun berasal dari "era lama". Beberapa lagu yang diteriakkan penonton ditolaknya dengan ucapan "maybe next time".
Hingga akhirnya, keluar lah Jikalau, Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia, Piknik 72, dan Benci untuk Mencinta. Seisi ruangan pun kegirangan dan langsung bernyanyi dan jejogetan.
Di sini tampak bahwa di luar vokal David yang lantang tapi manis, kemampuannya menjalin koneksi dengan audiens patut dipuji. Mereka tertawa pada lawakan garingnya, ikut choir massal untuk nyaris semua lagu dan setia sampai konser selesai 3 jam setelah dimulai.
Konser ini barangkali layak jadi benchmark untuk para vokalis yang baru kehilangan band dan bertanya-tanya apakah ada tempat dalam industri untuk mereka. Untuk David Bayu, tempat itu jelas ada.
[Gambas:Video CNN]