Review Film: The First Slam Dunk

Mohammad Farras Fauzi | CNN Indonesia
Minggu, 26 Feb 2023 21:00 WIB
Review film: The First Slam Dunk jelas alternatif dari waralaba Slam Dunk yang tidak akan membuat penggemar lama maupun baru merasa kewalahan.
Review film: The First Slam Dunk jelas alternatif dari waralaba Slam Dunk yang tidak akan membuat penggemar lama maupun baru merasa kewalahan. (Tangkapan layar YouTube @ToeiAnimationjp)
5
Lewat The First Slam Dunk, Takehiko Inoue jelas mempermainkan relasi kuasa antara dirinya dengan penggemar Slam Dunk sepanjang film berjalan.

Namun Inoue sudah punya 'penawar' akan rasa dongkol penonton, seperti saya. Sejak awal, ia menghadirkan pengalaman visual menarik melalui ilustrasi animasi yang jauh berbeda dibanding produk Slam Dunk lainnya.

Dalam The First Slam Dunk, Inoue menggabungkan teknologi computer-generated imagery (CGI) untuk adegan permainan basket, serta tetap memelihara ilustrasi gambar tangan 2D untuk adegan kehidupan sehari-hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, dengan kombinasi CGI dan 2D di tiap adegannya, maka dipastikan jika adegan permainan basket akan terasa lebih nyata di tiap adegannya.

Inoue dan tim pun mempekerjakan sederet pemain basket profesional untuk membantu mengulas permainan basket agar terasa nyata dalam bentuk animasi.

"Inoue bangke!" adalah komentar paling sering yang saya lontarkan sepanjang film berjalan.

Selama lebih dari 120 menit, mata saya begitu dimanjakan oleh sensasi sempurna dari ilustrasi yang dikerjakan oleh Inoue bersama seluruh tim animatornya.

The First Slam Dunk, film animasi yang disutradarai Takehiko Inoue.Review film: Dengan kombinasi CGI dan 2D di tiap adegan The First Slam Dunk, maka dipastikan jika adegan permainan basket akan terasa lebih nyata di tiap adegannya. (Tangkapan layar YouTube @ToeiAnimationjp)

Inoue jelas mempermainkan relasi kuasa antara dirinya dengan penggemar Slam Dunk, termasuk saya, sepanjang film berjalan. Akibatnya, saya harus rela berlapang dada untuk bersabar kisah berikutnya yang entah kapan datang.

Selain itu, The First Slam Dunk juga berhasil meramu resep dalam penyajian pertandingan olahraga dalam film dengan tepat guna, tak terlalu lama dan tak membuat penonton kewalahan.

Belum lagi elemen jenaka yang menjadi nyawa Slam Dunk, tetap hadir beriringan dengan iklim penuh haru yang membahagiakan.

Di luar urusan teknis yang memanjakan mata, Inoue juga memuaskan hasrat saya akan referensi kultural yang dulu tak kentara di produk Slam Dunk. Dalam film ini, Inoue menampilkan kesan mendalam soal isu keterbukaan dalam pola komunikasi orang Jepang era 1990-an.

Hingga akhirnya, The First Slam Dunk jelas alternatif dari waralaba Slam Dunk yang tidak akan membuat penggemar lama maupun baru merasa kewalahan untuk mengikuti alur ceritanya.

Namun bagaimana dengan nasib Hanamichi Sakuragi? Jangan khawatir. Meski Ryota Miyagi dapat giliran jadi karakter utama The First Slam Dunk, Inoue tetap memberikan porsi penting kepada Hanamichi.

Inoue memang melandaskan cerita Ryota Miyagi sebagai tulang punggung film ini. Namun ajaibnya, Hanamichi Sakuragi sebagai karakter utama tetap tidak tergantikan, meski mendapatkan porsi adegan tak sebanyak Ryota.

[Gambas:Youtube]



(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER