
Review Film: Triangle of Sadness

Film ini juga memiliki banyak dialog hingga kutipan lucu yang menggelitik. Salah satunya ketika Dimitry (Zlatko Burić) dari Rusia tapi kapitalis dengan sang kapten yang dari Amerika tapi memuji sosialisme, berbincang dalam keadaan mabuk.
Mereka saling melontarkan kutipan ikonis dari tokoh dunia yang semakin membuat saya takjub. Kalimat satire penutup obrolan itu pun begitu puitis bagi saya, "A Russian capitalist and an American communist, on a 250 million dollar luxury."
Triangle of Sadness pun memberikan banyak kejutan saat menampilkan babak terakhir, The Island. Dalam babak ini, Östlund lagi-lagi menyoroti isu sosial dengan sudut pandang lain. Ia memotret sifat serakah manusia ketika mendapatkan kuasa.
Penggambaran tentang kuasa yang korup itu digambarkan secara unik. Pasalnya, pihak yang berkuasa pada babak ini justru seorang petugas kebersihan toilet bernama Abigail (Dolly de Leon).
Ia memiliki kemampuan bertahan hidup sehingga orang-orang yang terdampar bergantung kepada dirinya. Östlund kemudian menggambarkan orang 'kecil' seperti Abigail nyatanya tetap bisa korup dalam menggunakan kekuasaannya.
Rangkaian kisah satire itu diimbangi dengan penampilan menawan dari setiap aktor. Meski tidak bermodal nama besar kecuali Woody Harrelson, aktor-aktor itu tetap berhasil memberikan nyawa ke setiap karakter.
Pilihan Redaksi |
Film ini juga menawarkan sajian sinematografi dan scoring musik yang apik. Satu yang paling saya suka adalah gesekan biola yang mengalun mewah mengiringi kisah Carl dan Yaya di atas kapal pesiar.
Tak hanya itu, Triangle of Sadness memiliki banyak simbol dan metafora menarik lain yang patut digali. Saya percaya film ini mampu memberikan kesan yang beragam jika ditonton lebih dari sekali.
Keberhasilan Ruben Östlund dalam mengarahkan Triangle of Sadness memang patut diganjar penghargaan prestisius seperti Palme d'Or Cannes Film Festival.
Film ini bagi saya juga sangat layak bersaing sebagai nominasi Best Picture, Best Original Screenplay, dan Best Director Piala Oscar 2023.
Namun, saya tak yakin film ini mampu unggul dari pesaing sengit lainnya, seperti The Fabelmans, Everything Everywhere All at Once, atau The Banshees of Inisherin.