"Memang ada obrolan mau meet and greet dari Farid. Nah, dia (Muren) itu mengubah sepihak jadwal. Mengubah dari habis manggung, diubah ke sebelum manggung," kata Ian Kasela.
"Ya, enggak apa-apa gue bilang. Tapi, kata Farid, dia (Muren) bukan hanya mengubah ke sebelum perform, dia juga mengubah jam. Selain itu, dia juga merubah tempat. Jadi omongan di awal, setelah konser Radja, meet and greet di Hardrock gue setuju. Tiba-tiba dia bilang ke si Farid tanpa kita tahu, 'Farid, sorry gue ubah schedule. Kita ubah di lokasi manggung (meet and greet-nya) pukul 06.30 petang'," ungkapnya.
"Farid syok, kaget. Kata Farid, 'Bagaimana itu bisa terjadi?' Farid cut, kata Farid 'Ini enggak masuk akal, gue mau fokus Radja manggung'," lanjut sang vokalis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Radja mengakui tidak mengetahui percakapan yang terjadi antara Farid dengan Muren. Mereka hanya mengetahui meet and greet akan dilakukan usai manggung.
"Sayangnya kita tidak tahu masalah itu, jadi bukan salah kami gitu," kata gitaris Radja, Moldy, menambahkan.
Pada akhirnya Radja tetap memenuhi meet and greet dengan para penggemarnya usai manggung, tanpa mengetahui adanya perdebatan soal jadwal acara tersebut.
"Kami enggak tahu, jadi meet and greet itu entah berjalan atau tidak kita tidak tahu. Tapi, yang pasti setelah kita show kita terima tuh orang photo session, orang minta video testimoni apa kita ladenin," ujar Ian Kasela.
Sebelumnya, Radja menjadi sorotan usai mendapat ancaman pembunuhan setelah konser di Johor Bahru, Malaysia, pada Sabtu (11/3). Mereka menerima ancaman dari pimpinan event organizer (EO) dan satu stafnya sekitar pukul 23.15 waktu setempat karena adanya kesalahpahaman.
Menurut keterangan band asal RI itu, para pelaku tak hanya mengancam, tetapi juga bermain fisik saat personel mencoba meredam konflik.
Radja kemudian melaporkan kasus tersebut ke kepolisian Johor Bahru pada Minggu sekitar pukul 02.00 atau 06.00 pagi waktu setempat.
Siang harinya, kedua orang tersebut menyerahkan diri ke kantor polisi Johor Bahru selatan.
Kepolisian Malaysia sempat menahan mereka sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Namun, mereka bebas dengan membayar jaminan 10 ribu ringgit atau sekitar Rp34,3 juta.
Radja kemudian pulang ke Indonesia. Pada Senin, mereka mengunjungi Markas Besar Polri untuk berdiskusi terkait kasus tersebut. Mereka meminta perlindungan dari Polri usai mengetahui pelaku bebas dengan jaminan.