Air merupakan karya kelima Ben Affleck sebagai sutradara. Ia sebelumnya mengarahkan Gone Baby Gone (2007), The Town (2010), Argo (2012), dan Live by Night (2016).
Film terbaru sang sutradara itu pun digadang-gadang menjadi karya terbaik Affleck. Air bersanding dengan Argo yang meraih tiga piala Oscar termasuk kategori Best Picture.
Berdasarkan laman aggregator Rotten Tomatoes per Jumat (7/4), film tersebut meraih skor kritikus 94 persen dan skor audiens 98 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Nilai keunggulan lain Air adalah jajaran aktor papan atas yang bergabung. Film tersebut punya ensambel dengan reputasi tinggi di Hollywood.
Sebut saja Matt Damon yang telah meraih Piala Oscar, Jason Bateman sang pemenang Piala Emmy, hingga Viola Davis yang menjadi peraih EGOT (Emmy, Grammy, Oscar, Tony).
Air juga dibintangi Ben Affleck, Chris Messina, dan Chris Tucker yang telah membintangi segudang film blockbuster.
Lihat Juga : |
Air tak hanya mengisahkan upaya Nike merekrut Michael Jordan, tetapi juga menggambarkan seluk beluk industri bola basket dan kompetisi merek sepatu bergengsi pada 1984.
Industri sepatu bola basket kala itu dikuasai Adidas dan Converse yang tercatat bekerja sama dengan pemain top NBA, seperti Magic Johnson dan Larry Bird.
Affleck kemudian mengawinkan banyak referensi seputar industri bola basket dengan budaya pop era 1980-an. Hal tersebut terlihat dari referensi dunia nyata yang muncul dalam dialog hingga lagu-lagu yang dipilih sebagai soundtrack.
Hal-hal tersebut menjadi sedikitnya lima alasan untuk segera menyaksikan film Air yang sudah tayang di bioskop Indonesia sejak 5 April.