Review Film: Air

Muhammad Feraldi | CNN Indonesia
Jumat, 07 Apr 2023 20:02 WIB
Review film Air: Karya terbaru Ben Affleck ini nyaris punya segalanya untuk jadi salah satu film terbaik tahun ini.
Review film Air: Karya terbaru Ben Affleck ini nyaris punya segalanya untuk jadi salah satu film terbaik tahun ini. (Prime Video/Ana Carballosa via IMDb)
5
Meminjam istilah bola basket, Air bagaikan tembakan slam dunk yang melesat dengan indah hingga membuat penonton tak berhenti tepuk tangan.
Jakarta, CNN Indonesia --

Dalam dunia olahraga, Air bagi saya bagaikan tim underdog yang jarang diunggulkan tapi berhasil keluar sebagai pemenang. Karya terbaru Ben Affleck itu bahkan nyaris punya segalanya untuk jadi salah satu yang terbaik tahun ini.

Saya datang menonton film ini tanpa memikul banyak ekspektasi. Tidak lebih dari modal kesukaan terhadap film biopik serta wawasan umum seputar industri NBA, Michael Jordan, hingga lini bisnis Air Jordan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun hebatnya, Ben Affleck berhasil mengajak saya merasakan pertaruhan dramatis Nike kala menggaet seorang rookie penuh talenta bernama Michael Jordan pada awal musim NBA 1984.

Affleck membawa saya ke masa itu sejak awal film, ketika penonton berkenalan dengan salesman dan 'pakar' divisi bola basket Nike bernama Sonny Vaccaro (Matt Damon) yang akan menjadi pusat cerita.

Perkenalan itu sekaligus dimanfaatkan Affleck untuk memastikan penonton 'nyetel' dengan latar era 1980-an. Ia menggambarkan keadaan zaman pada masa itu lewat berbagai dialog hingga selipan referensi di berbagai adegan pembuka.

Orientasi singkat itu pun cukup membuat saya paham dengan kondisi masa itu, termasuk keadaan Nike yang tengah di ambang kebangkrutan akibat rendahnya penjualan sepatu.

Matt Damon, Jason Bateman, dan Matthew Maher dalam film Air (2023).Review film Air: Meminjam istilah bola basket, Air bagaikan slam dunk yang melesat dengan indah hingga membuat penonton tak berhenti tepuk tangan. (Prime Video/Ana Carballosa via IMDb)

Perusahaan itu juga masih menjadi anak bawang di lini sepatu bola basket, kalah jauh dari merek lain seperti Adidas hingga Converse. Kemudian dari situ, pertunjukan sesungguhnya baru dimulai.

Alex Convery selaku penulis naskah bersama Ben Afleck berhasil menerjemahkan peristiwa di balik momen bersejarah tersebut menjadi kisah yang menarik untuk ditonton.

Pasalnya, film ini sesungguhnya punya materi cerita yang berat meski sejarah lahirnya Air Jordan sudah melegenda. Modal film ini seolah berada di tepi jurang kebosanan karena berbicara soal strategi marketing hingga industri sepatu yang sangat tidak mainstream.

Namun, racikan naskah Convery dan ketajaman Ben Affleck di kursi sutradara berhasil mengantisipasi tantangan itu dengan brilian.

Mereka berhasil menyajikan tontonan bertema bisnis menjadi hiburan yang mengandung banyak emosi, mulai dari gelak tawa, negosiasi dengan tensi tinggi, hingga momen penuh haru.

Air menawarkan kesan yang mirip dengan biopik ikonis lain, seperti Moneyball (2011), Spotlight (2015), hingga The Big Short (2015). Keempat film tersebut menawarkan kisah orang-orang yang mendobrak kemapanan dengan sudut pandang menarik.

Bedanya, tiga film sebelumnya menembus sistem atau institusi pemegang status quo, sedangkan Air berusaha mengalahkan kompetitor yang sudah mapan di dunia bisnis.

Saya juga perlu memuji langkah Ben Affleck yang konsisten mengisahkan sejarah Air Jordan dari sudut pandang orang-orang kunci Nike saja.

[Gambas:Video CNN]



Ia tidak tergoda untuk memberikan porsi yang banyak bagi Michael Jordan, mengingat film ini bukan biopik sang legenda. Meski begitu, Affleck tetap menunjukkan keberadaan MJ dengan caranya sendiri.

Sejumlah adegan yang melibatkan Michael Jordan hanya menyorot bagian punggung atau tubuh sang atlet, serta mendapat porsi dialog tak lebih dari hitungan jari.

Langkah itu saya rasa menjadi jalan tengah terbaik yang dipilih sang sutradara. Ia berhasil konsisten dan beralih fokus ke MJ, tetapi kehadirannya tetap terasa karena sejarah Air Jordan akan selalu melekat dengan sang legenda.

Lanjut ke sebelah...

Review Film: Air

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER