Review Film: Marui Video
Menyaksikan film horor thriller ala mockumentary memiliki sensasinya sendiri. Found footage sudah pasti kunci utama kengerian meski tak selalu menunjukkan aktivitas mistis di dalamnya.
Rekaman sekadar menyusuri gedung tua, berkeliaran di dapur atau kondisi kamar saat malam bisa buat penonton waspada hingga menahan napas.
Paranormal Activity, Gonjiam: Haunted Asylum, hingga The Medium menjadi tiga dari banyak film horor found footage yang menghadirkan sensasi tersebut.
Sensasi serupa juga bisa ditemukan saat menonton Marui Video. Film minim jumpscare ini membuat saya lelah usai menonton sebab berjaga-jaga dengan apa yang akan ditampilkan.
Marui Video awalnya, sama seperti yang ditampilkan dalam trailer, menampilkan kasus pembunuhan brutal lebih dari dua dekade lalu di Busan yang barang bukti videonya tak pernah diungkap ke publik.
Video itu disebut direkam langsung oleh sang pembunuh dan menampilkan detail pembunuhan brutal hingga hakim 'menyegel' itu rapat-rapat di ruang penyimpanan. Video seperti itu disebut dengan marui video di Kejaksaan.
Sehingga, para karakter utama melakukan pencarian untuk mengetahui secara langsung kejadian terekam dalam video tersebut.
Namun dalam perkembangannya, hal itu menjadi pembuka dari tiga kisah yang ingin diceritakan dalam Marui Video secara bersamaan.
Layaknya dokumenter, film ini memperkenalkan kasus pembunuhan itu melalui potongan pemberitaan, wawancara aparat terkait, hingga kesaksian para saksi mata yang masih bisa ditemukan.
Namun, semua itu diceritakan begitu lambat dan berlangsung hingga babak kedua yang sesungguhnya mulai menyoroti hal-hal mistis dari investigasi para karakter film ini.
Jadi, rasa tak sabar sempat muncul meski beberapa adegan mengerikan sempat ditampilkan di pertengahan film. Namun, setelah itu intensitas kembali menurun cukup lama.
Marui Video pun mulai "tancap gas" ketika para karakter mendapatkan informasi yang benar-benar tidak diketahui publik beberapa dekade. Informasi itu menjadi membuka babak ketiga film ini.
Alur langsung berjalan begitu cepat hingga akhir, sambil menyambungkan banyak hal karena itu menjadi benang merah dari semua kisah yang ditampilkan sejak awal.
Kendati demikian, tim produksi seperti belum menjawab begitu banyak pertanyaan yang mereka lemparkan sendiri sejak awal film. Pada akhirnya, masih ada cerita yang tak ikut 'terjahit' dengan kisah lainnya.
Marui Video seperti langsung menikung tajam setelah menampilkan kisah kedua dan ketiga. Film tersebut sibuk menjahit dua kisah terakhir dan mengabaikan begitu banyak pertanyaan dari kisah pertamanya.
Dalam film, sang karakter utama memang menyatakan investigasi mereka berubah setelah menemukan fakta baru yang menyeramkan dalam pencarian.
Namun, saya tidak menyangka kisah crime thriller yang sesungguhnya menjadi hook di awal jadi menyisakan begitu banyak pertanyaan di akhir.
Lihat Juga : |
Meski ada hal-hal yang menggantung, Marui Video menjadi salah satu contoh upaya memadukan crime thriller dan horor dalam bentuk found footage.
Pengambilan gambar saat berkomunikasi dengan para saksi dan aparat pun begitu meyakinkan hingga sempat terlintas pertanyaan, "Ini beneran enggak sih?"
Film ini pun memiliki efek suara yang mendukung kengerian meski minim jumpscare. Namun, efek suara yang sama pula mungkin bisa membuat penonton merasa terganggu atau kurang nyaman.
Meski memiliki alur penceritaan lambat, penonton sebaiknya bertahan dan tetap memberikan atensi sebab hal-hal yang mengerikan ditampilkan begitu cepat dan bisa terlewat begitu saja.
Marui Video tayang di bioskop Indonesia sejak 10 April.