Para pemain seperti Mikha Tambayong, Deva Mahenra, dan Justin Adiwinata harus melakukan latihan khusus untuk membawakan adegan-adegan fisik. Sebab, banyak adegan fisik yang cukup keras,
Selain itu, Kimo Stamboel menyebut para pemain juga lakukan latihan khusus berdialog dengan bahasa Osing. Hal itu dilakukan demi menguatkan sisi otentik saat memerankan adegan masa lalu yang berlatar di Banyuwangi pada 1998.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita yang ditampilkan dalam Teluh Darah membuat serial ini terkesan menakutkan, berat, dan sangat serius. Padahal, kata Kimo Stamboel, suasana syuting justru terkesan menyenangkan, seru, dan banyak canda tawa di lokasi syuting.
Meski begitu, ketika syuting mulai, baik pemain dan kru bisa langsung kembali serius dan fokus pada peran masing-masing.
Sutradara ungkap adegan terfavorit dan tersulit dalam serial berjumlah 10 episode ini. Dia menyebut adegan favoritnya yaitu saat adegan keluarga Wulan makan malam bersama.
"Karena bisa menampilkan kehangatan keluarga dengan indah dan natural," ucap dia.
Sedangkan untuk yang tersulit, Kimo mengatakan ada pada adegan di jembatan kecil.
"Kita harus syuting pada tengah malam sebelum matahari terbit, dengan berbagai properti dan equipment berat yang kita bawa untuk keperluan syuting, dan jembatannya juga sangat kecil jadi selama syuting bawaannya khawatir terus. Tapi untungnya tetap lancar semuanya," ujarnya.