Jakarta, CNN Indonesia --
Ketika mendengar film Asterix & Obelix: The Middle Kingdom akan tayang di Indonesia, saya langsung menyambutnya dengan semangat.
Karena, saya merupakan salah satu orang yang menonton film live-action-nya yang pertama, juga pembaca versi komiknya. Rasa ingin tahu saya membuncah untuk mengetahui seperti apa, sih, film Asterix & Obelix versi tahun 2023 ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengetahui seberapa "ngaco"-nya film pertama yang rilis tahun 1999 silam, saya tidak menaruh ekspektasi yang muluk-muluk ketika hendak menyaksikan film The Middle Kingdom. Saya cukup duduk manis, lengkap dengan popcorn di tangan, dan sudah siap untuk dibuat tertawa.
Saya sudah melakukan riset singkat sebelum menyaksikan filmnya. Bahwa, kedua pemeran utama film The Middle Kingdom berbeda dari film pertamanya yang diperankan oleh Christian Clavier sebagai Asterix dan Gerard Depardieu sebagai Obelix.
Dalam The Middle Kingdom, baton dua pemeran utama itu dioper kepada Guillaume Canet sebagai Asterix dan Gilles Lellouche sebagai Obelix.
[Gambas:Video CNN]
Saat kedua sahabat sejak kecil itu muncul pertama kali di layar lebar, saya tidak kecewa sama sekali. Mereka tetap menjelma sebagai Asterix dan Obelix layaknya versi komik.
Adegan awal film itu juga sangat khas dengan versi komiknya. Menggambarkan Desa Galia yang tenang dan damai, lalu Asterix bersama Obelix muncul usai berburu.
Film tersebut tidak akan lengkap tanpa adegan pertengkaran kecil khas Asterix dan Obelix sebelum menghajar tentara Romawi yang mereka temui di jalan.
 Asterix dan Obelix usai berburu babi celeng di awal film. (dok. Pathé Distribution) |
Kepuasan saya melihat "teman-teman" masa kecil saya kembali di layar lebar saja sudah membuat hati saya gembira. Padahal, itu baru adegan pertama.
Kegembiraan saya semakin membuncah ketika film memperkenalkan karakter-karakter baru dengan nama-nama "aneh" khas komik Asterix. Salah satunya, pengawal setia Putri Fu Yi yang bernama Kah Ra Tay. Ya, jika dibaca cepat, maka akan menjadi "karate".
Lanjut ke sebelah...
Keanehan demi keanehan terus terjadi sepanjang film. Anehnya, keanehan itu terus membuat penonton, termasuk saya, tertawa. Akting para karakternya yang hiperbola, salah satunya lewat karakter Cleopatra yang diperankan Marion Cotillard, juga saya maafkan.
Mesti diakui juga saya terkadang mengernyitkan dahi saat menonton. Adegan per adegan tampak tidak mulus, ada beberapa dialog yang janggal, hingga karakter yang bisa dibilang tidak penting tapi kehadirannya sangat kocak.
Siapa yang bakal mengira pesepak bola Zlatan Ibrahimovic bakal main film Asterix & Obelix sebagai salah satu tentaranya Julius Caesar?
Jangan hanya fokus pada perannya yang sangat heroik saja, perhatikan juga seragam tentara yang ia kenakan. Jika kalian relate, maka kemunculan Ibrahimovic dijamin bikin tertawa.
 Zlatan Ibrahimovic berperan sebagai tentara Romawi bernama Caius Antivirus. (dok. Pathé Distribution) |
Asterix & Obelix: The Middle Kingdom menjadi film pertama dari seri Asterix yang tidak berdasarkan komik karya René Goscinny dan Albert Uderzo. Sehingga, Philippe Mechelen dan Julien Hervé memiliki kebebasan dalam menulis skenario.
Namun, saking bebasnya, film jadi bleber ke mana-mana. Misi utama Asterix dan Obelix kali ini adalah untuk menyelamatkan ibu dari Putri Fu Yi yang merupakan Kaisar Kerajaan China.
Tapi, plot cerita jadi kental dengan bumbu cinta Asterix dan Obelix terhadap dua karakter baru. Misi penyelamatan Kaisar menjadi sampingan saja.
 Obelix yang sedang jatuh cinta dengan Kah Ra Tay. (dok. Pathé Distribution) |
Yang sebenarnya sangat mengganggu ketika saya menonton adalah dubbing filmnya. Saya tidak tahu bahwa film ini akan di-dub karena ketika menonton film pertamanya, dialognya tetap berbahasa Prancis.
Saya merasa film tersebut jadi kehilangan percikan magisnya dengan mengubah dialognya menjadi bahasa Inggris-walaupun leluconnya tetap jitu.
Asterix & Obelix: The Middle Kingdom pada akhirnya cocok ditonton bagi kalian yang setidaknya sudah mengenal komik maupun versi filmnya.
[Gambas:Video CNN]
Namun, film ini rasanya kurang cocok bagi penonton yang sama sekali asing dengan kedua sahabat itu. Bisa jadi penonton awam bakal menemukan film ini sangat cringe dan tidak bisa menikmatinya.
Karena, Asterix & Obelix merupakan film yang sangat ringan dan tidak butuh dikritisi kenapa ini dan itu terjadi. Nikmati saja filmnya dan ikut tertawa melihat kelakuan dua rakyat Desa Galia itu berusaha menyelamatkan Kaisar Kerajaan China.