Tampaknya kekuatan Miranda memang tidak pada lagu ballad, tapi tetap di lagu rap. Karena, dibanding Uncharted Waters, lagu The Scuttlebutt yang dinyanyikan oleh Awkwafina dan Daveed Diggs ternyata lebih bagus.
Lagu The Scuttlebutt menjadi lagu tambahan ketika Ariel mendapatkan kabar bahwa Eric akan melamar seorang perempuan.
Di situlah Lin-Manuel Miranda bersinar. Miranda membuktikan bahwa ia masih bisa membuat lagu rap dengan lirik yang super padat. Lagu tersebut berhasil menghibur berkat Awkwafina dan Diggs sebagai Scuttle dan Sebastian yang bawel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Omong-omong soal Scuttle dan Sebastian, tentu Flounder tidak dilupakan menjadi bagian dari sahabat Ariel. Ketiganya menjadi triple threat yang patut diperhitungkan karena diberikan porsi yang pas dan pos tugasnya masing-masing.
Sedangkan Javier Bardem dan Melissa McCarthy juga membuktikan menjadi hasil casting yang tepat saat memerankan Raja Triton dan Ursula.
Jika ada satu yang luput dari penulisan skenario Magee, maka adalah ketika ia menuliskan kisah latar belakang Triton, Ursula, dan ibunda Eric.
![]() |
Mungkin saya sudah terlalu terbiasa dengan film live-action hasil remake dari film klasik Disney. Hasil film-film remake itu cenderung selalu memiliki kisah sempalan yang tidak ada dari versi animasi. Dalam beberapa film mungkin berhasil, tapi ada juga yang gagal.
Sehingga, ketika menonton The Little Mermaid versi live-action, saya sudah keburu punya harapan bakal ada plot twist atau cerita yang agak menyimpang dari aslinya.
Cerita dalam film live-action-nya memang dikembangkan, tapi hanya sedikit. Padahal hal tersebut bisa digali lebih dalam jika mereka ingin, dan sebenarnya layak untuk dikembangkan karena menurut saya ceritanya menjadi agak menggantung di akhir.
Mungkin karena tidak ingin mengecewakan penonton, Magee pun berhenti sampai di titik tertentu agar tetap setia dengan film orisinalnya.
Saya sangat menyayangkan promosi The Little Mermaid versi live-action ini buruk. Karena, setelah menonton filmnya, ternyata saya senang dan puas-puas saja.
Atau jangan-jangan Disney sengaja memberikan bad marketing agar selalu menjadi buah bibir publik? Sehingga, saat filmnya tayang, itu menjadi ajang pembuktian dari para filmmaker-nya kepada khalayak.
"Tuh, filmnya tidak seburuk itu kan?" Siapa tahu.