5 Poin Penting Saat Harry Serahkan Bukti Dugaan Peretasan

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jun 2023 16:40 WIB
Berikut poin-poin penting bukti oleh Pangeran Harry terkait gugatan kepada tabloid Inggris soal peretasan dan aktivitas melanggar hukum.
Berikut poin-poin penting bukti oleh Pangeran Harry terkait gugatan kepada tabloid Inggris soal peretasan dan aktivitas melanggar hukum. (Reuters/Toby Melville)

3. Rumor Raja Charles III bukan ayah kandung

Pangeran Harry mengecam MGN karena membuat rumor soal ayah kandung aslinya. Penerbit tabloid Inggris itu menuding Harry merupakan anak kandung dari James Hewitt, bukan Raja Charles III.

Nama Hewitt muncul karena sempat menjadi mantan kekasih mendiang Putri Diana. Namun, Harry membantah rumor itu karena linimasa hubungan ibunya dengan Hewitt tidak cocok dengan tahun kelahirannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat artikel dan lain-lainnya yang mirip [terbit], saya sebenarnya belum sadar bahwa ibu saya belum bertemu dengan Mayor Hewitt hingga setelah saya lahir," tulis Harry.

"Linimasanya baru saya pelajari pada 2014, meskipun kini saya memahami bahwa ini menjadi pengetahuan umum di antara para jurnalis tergugat," lanjutnya.



4. Metode liputan yang tidak layak

Rumor tentang ayah kandung aslinya itu membuat Harry menuduh penulis artikel tersebut, bernama Dean Rousewell, menggunakan metode pengumpulan informasi yang melanggar hukum.

Duke of Sussex itu mengklaim Rousewell pernah berencana untuk mencuri sampel rambut Harry untuk menjalani tes paternitas.

"Saat itu, ketika saya berusia 18 tahun dan kehilangan ibu saya enam tahun sebelumnya, cerita-cerita seperti ini sangat merusak dan terasa nyata bagi saya," ujar Harry.

"[Artikel-artikel] itu sangat menyakitkan, keji, dan jahat," imbuhnya. "Saya selalu bertanya-tanya motif di balik cerita itu. Apakah tabloid itu suka membuat publik ragu sehingga aku bisa terusir dari Keluarga Kerajaan?"

5. Stigma "penyakit ciuman"

Pangeran Harry pernah tertular demam glandular atau juga dikenal sebagai "penyakit ciuman". Penyakitnya itu kemudian menjadi headline di tabloid Inggris.

Tersebarnya kabar ini membuat Harry terkena stigma dari orang-orang di sekitarnya, termasuk teman-teman di sekolahnya. Ia kerap menjadi bahan tertawaan oleh teman-temannya.

"Dampaknya padaku sangat besar," kata Harry. "[Saya] tidak yakin bagaimana orang-orang di luar keluarga inti mengetahui hal ini."

"Seluruh isi sekolah tampaknya tahu, tidak ada yang mau dekat-dekat denganku, dan aku menjadi bahan tawaan. Saya menderita," sambungnya.

(pra)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER