Jakarta, CNN Indonesia --
The Boogeyman resmi tayang di Amerika Serikat mulai 2 Juni, sementara di Indonesia film ini baru akan rilis pada 9 Juni mendatang di bioskop.
Film ini merupakan adaptasi dari cerita pendek karya 'Raja Horor' Stephen King yang dirilis pertama kali pada Maret 1973 dalam majalah Cavalier.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita pendek ini pertama kali diangkat menjadi gambar bergerak pada 1982 oleh Jeff C Schiro dalam bentuk film pendek. Kemudian diangkat juga menjadi pementasan teater, serta dalam film 27 menit oleh Gerard Lough pada 2010.
Hingga pada 2018, proyek film The Boogeyman mulai dikerjakan. Sempat dibatalkan usai Disney membeli 20th Century Studio dari Fox, tapi kemudian proyek ini dilanjutkan kembali.
Selayaknya film adaptasi dari novel ataupun cerita lainnya, film The Boogeyman ada sejumlah perbedaan dibandingkan karya cerpen Stephen King.
[Gambas:Video CNN]
Berikut lima perbedaan The Boogeyman versi film dan cerita pendek.
1. Gambaran cerita
Pada versi film, The Boogeyman berpusat pada pengalaman horor keluarga Will Harper yang diteror makhluk misterius yang muncul dari sudut-sudut gelap di rumah.
Will Harper dikisahkan kehilangan istrinya akibat kecelakaan mobil. Akibatnya, pria yang berprofesi sebagai psikiater itu juga mesti mengurus dua anak gadisnya, Sadie dan Sawyer.
Pada suatu kali, Will kedatangan pasien asing bernama Lester Billings. Lester kemudian mengisahkan pengalamannya kehilangan tiga anak kepada Will secara misterius akibat The Boogeyman.
Sementara pada versi cerpen, kisah The Boogeyman hanya berfokus pada pengalaman Lester Billings. Pada cerpen tersebut, cerita sudah dimulai ketika Lester datang ke tempat praktik psikiater bernama Dr. Harper.
Kepada Dr Harper, Billings mengisahkan dengan detail dan emosional bagaimana satu per satu anaknya meninggal dan kondisi dirinya yang merasa bersalah akibat kematian ketiga anaknya.
Lanjut ke sebelah..
Perasaan bersalah itu karena Billings memutuskan untuk tidak percaya omongan seluruh mendiang anaknya saat mengatakan "Boogeyman, Daddy..." sesaat sebelum ditemukan meninggal dunia.
Kisah pada cerpen pun berakhir saat Lester Billings selesai konsultasi dan menemukan bahwa ketakutannya selama ini ada di depan matanya.
2. Karakter
The Boogeyman versi film lebih banyak berpusat pada Will (Chris Messina) selaku kepala keluarga Harper dan dua putrinya, Sadie (Sophie Thatcher) dan Sawyer (Vivien Lyra Blair).
Selain itu, film ini juga dibintangi Marin Ireland sebagai Rita Billings, David Dastmalchian sebagai Lester Billings, dan LisaGay Hamilton sebagai psikiater Dr Weller.
Sementara pada versi cerpen, kisah The Boogeyman cuma berupa percakapan antara Dr Harper dengan Lester Billings.
 The Boogeyman versi film lebih banyak berpusat pada Will (Chris Messina) selaku kepala keluarga Harper dan dua putrinya, Sadie (Sophie Thatcher) dan Sawyer (Vivien Lyra Blair). (20th Century Studios/Patti Perret) |
3. Latar dan Waktu
Pada versi film, The Boogeyman cenderung mengambil latar waktu pada masa kini, ketika sudah ada ponsel dan berbagai teknologi canggih lainnya.
Sementara pada versi cerpen, percakapan Lester Billings dengan Dr Harper terjadi pada awal dekade '70-an, tepatnya belum lama setelah anak ketiga Billings dibunuh The Boogeyman.
[Gambas:Video CNN]
4. Penulis
Film The Boogeyman ditulis oleh Scott Beck dan Bryan Woods serta Mark Heyman untuk penulisan skenario. Mereka menulis kisah berdasarkan cerpen yang ditulis tunggal oleh Stephen King.
5. Bentuk Boogeyman
Pada versi cerita pendek, Stephen King melalui Lester Billings memang mengisahkan bagaimana sosok Boogeyman menereor anak-anak. Namun rupa Boogeyman ini tidak dijelaskan secara detail selain daripada memiliki cakar yang panjang.
Sementara itu, sutradara Rob Savage menggambarkan dengan cukup jelas sosok dan rupa The Boogeyman dalam salah satu adegan di film tersebut.
[Gambas:Youtube]