Kronologi Masalah Rieka Roslan dan The Groove hingga Beri Somasi
Penyanyi Rieka Roslan resmi mengajukan somasi terbuka untuk melarang The Groove menyanyikan lagu ciptaannya. Somasi terbuka disuarakan menyusul larangan yang sudah disuarakan pada 29 Mei.
Menurut Rieka, somasi terbuka dilayangkan setelah ia beberapa kali melakukan pertemuan dan mediasi dengan mantan bandnya terkait pembahasan izin penggunaan lagu.
Namun, pertemuan itu tidak menemukan kesepakatan hingga ia bersama kuasa hukumnya, Minola Sebayang, melayangkan somasi terbuka pada Kamis (8/6).
"Somasi terhadap The Groove saya layangkan setelah sebelumnya saya melakukan beberapa kali pertemuan dan mediasi yang pada akhirnya tidak menemukan kesepakatan," kata Rieka melalui keterangan tertulis, Kamis (8/8).
Somasi terbuka diberikan sebagai bentuk teguran kepada The Groove dan supaya event organizer atau pihak penyelenggara mengetahui bahwa band musik itu sudah dilarang menyanyikan lagu-lagu ciptaan Rieka Roslan.
Berikut kronologi masalah Rieka Roslan dengan The Groove hingga beri somasi.
Ketidakcocokan Rieka dengan manajemen The Groove
Melalui konferensi pers yang ia gelar pada Kamis (8/6), Rieka Roslan menerangkan bahwa jejak ketidakcocokannya dengan manajemen The Groove sudah terjadi sejak beberapa tahun.
Hingga pada suatu waktu, Rieka mengajukan penawaran agar The Groove sebagai band dapat bergerak sendiri tanpa adanya intervensi manajemen. Ia juga mengajukan ide agar manajemen dapat bergerak sebagai agensi.
"Jadi sehabis konser D'Essentials of Groove (2016) itu, sudah ada momen-momen ketika saya meminta manajemen itu dijadikan agensi," kata Rieka dalam konferensi pers yang ia gelar di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
"Karena buat saya manajemen itu seharusnya mengerti tata cara band ini dibawa ke mana," sambungnya.
Pada Maret 2022, Rieka resmi menyatakan ketidakcocokan tersebut. Namun merujuk dari keterangan tertulis milik Rieka, pihak The Groove tetap memilih manajemen yang ada untuk dipertahankan.
Lewati berbagai proses mediasi
Rieka mengaku telah melakukan mediasi baik secara personal maupun melalui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) WAMI terkait permasalahan ini.
Proses yang dilakukan pada September 2022 itu menemukan jalan bahwa Rieka berjalan sendiri, yakni dengan manajemen berbeda. Namun, Rieka masih dapat bermain satu panggung dengan The Groove.
"Akhirnya diputuskan untuk bisa tetap satu panggung bersama namun beda manajemen. Perbedaan manajemen ini saya usulkan agar masing-masing dari kami dapat berpikir jernih," tulis Rieka.
"Ada 5 event yang dijalankan dengan sistem beda manajemen ini dan berjalan lancar," imbuhnya.
Lanjut ke sebelah...