Meski demikian, catatan itu tidak mengurangi antusiasme penggemar. Performa aespa juga tetap konsisten saat lagu-lagu berikutnya dibawakan, seperti I'll Make You Cry, Savage, Illusion, Lucid Dream, hingga Thirsty.
aespa juga tak keder memamerkan kemampuan vokal, seperti saat menyanyikan beberapa lagu dengan mic menyala. Aksi itu membuktikan bahwa kuartet itu mampu bernyanyi secara stabil sepanjang lagu, termasuk pada nada-nada tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membawakan lagu dari tiga EP yang sudah dirilis, setiap member mendapat kesempatan untuk tampil secara solo.
Karina menyanyikan single berjudul Menagerie, Winter membawakan Lips, Giselle dengan 2Hot4U, sementara Ningning melantunkan Wake Up.
Penampilan solo itu menjadi ajang member menegaskan persona dan karakter masing-masing, seperti Karina dan Giselle dengan kemampuan rap serta dance yang elegan, hingga kapasitas vokal mumpuni Winter dan Ningning.
Sebuah konser Kpop tentu tak lengkap tanpa interaksi member dengan penggemar di sela-sela pertunjukan. Jika dibandingkan pertunjukan idol group lainnya, aespa relatif tidak meluangkan banyak waktu untuk bertegur sapa dengan MY Indonesia.
![]() |
Saya sempat menyayangkan karena sesi bincang-bincang kerap sebenarnya jadi ajang membangun chemistry dengan fan. Interaksi itu juga kerap melahirkan momen spesial yang akan melekat dalam benak penonton.
Namun, aespa terlihat punya caranya sendiri dalam membangun intimasi dengan penonton. Salah satu yang dapat saya tangkap adalah kemampuan mereka mengendalikan euforia penonton.
Lagu-lagu bertempo upbeat yang dibawakan tanpa banyak jeda terbukti mampu menjaga gairah fan sehingga tetap prima. Hal itu juga semakin terbantu dengan stage presence keempat idol yang begitu dominan.
Karina, Giselle, Winter, dan Ningning terlihat memiliki daya tarik masing-masing yang khas dan saling menonjol, sehingga bisa merengkuh semua kalangan penggemar.
Luapan energi aespa menembus batas ketika lagu-lagu hit girl group itu menggelora. Sebut saja Spicy yang baru pertama kali dibawakan sepanjang tur dunia aespa, Salty & Sweet, Black Mamba, hingga Next Level.
Arena panggung itu bergetar imbas suara aespa dan penonton yang saling bersahutan. Mereka juga tak ragu untuk berjingkrak-jingkrak, terutama setelah dipandu oleh Giselle serta member lainnya.
Perjumpaan perdana aespa dan MY Indonesia berakhir dengan dua lagu encore berjudul Till We Meet Again dan ICU. Mereka menutup konser itu dengan manis serta meninggalkan kesan yang memuaskan.
Rasa puas itu juga diungkapkan sejumlah fan yang membanjiri media sosial dengan komentar positif hingga foto dan cuplikan video. Testimoni apik itu membuktikan aespa sudah punya taji untuk menjadi salah satu unggulan di industri.
Namun, hemat saya, ujian sebenarnya baru akan muncul ketika aespa melakoni rentetan tur ke berbagai belahan dunia setelah menyambangi Indonesia. Konsistensi mereka akan benar-benar teruji karena tur dunia perdana ini tentu bakal menguras banyak stamina.
Apabila berhasil melewati tantangan itu, rasanya bukan hal yang mustahil jika beberapa tahun ke depan aespa kembali datang ke Indonesia untuk konser di venue yang jauh lebih besar dengan panggung lebih megah.
(end)