Ia pun buka suara mengenai jumlah konten yang sudah dikumpulkan Netflix untuk bisa bertahan selama mogok massal berlangsung. Hal itu ditanyakan analis media Jessica Reif Ehrlich menyusul tak ada syuting hingga kesepakatan baru terkait produksi hingga mogok massal berakhir.
"Kami memproduksi begitu banyak konten, TV, film, tanpa naskah, naskah, lokal, domestik, Inggris, non-Inggris, semua itu. Dan mereka semua benar. Tapi selain itu intinya, poin sebenarnya adalah kita harus menyelesaikan pemogokan, sehingga kita semua bisa bergerak maju."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada April lalu, sebelum aksi mogok penulis benar-benar dilakukan, Ted Sarandos juga mengatakan hal serupa. Ia memastikan daftar perilisan yang cukup untuk membuat Netflix tetap jalan.
Namun, ia kala itu juga mengatakan begitu menghormati penulis dan tidak ingin berjalan tanpa mereka.
Negosiasi soal kesepakatan aktor dengan studio ini sebenarnya sudah dimulai sejak 7 Juni lalu, seiring dengan 'standar' upah studio dengan para pekerja yang berakhir pada Juli 2023.
Namun pembaharuan standar tersebut pun berbalut sejumlah isu yang beredar di industri film.
Beberapa isu yang beredar seperti penggunaan kecerdasan buatan atau AI pada tenaga kreatif, hingga bayaran yang dianggap belum menyesuaikan dengan tren penayangan yang kini lebih ramai di layanan streaming.
Meski begitu, pihak studio enggan membuka data jumlah penonton mereka dari streaming. Hal ini yang dianggap berpengaruh pada pendapatan royalti yang tidak jelas seperti pada penayangan konvensional di layar lebar.
Sehingga, para aktor pun memutuskan ikut gelar mogok massal pada 13 Juli dan secara resmi turun ke jalan menyuarakan tuntutan pada 14 Juli waktu AS.
Hal tersebut menyusul serikat penulis yang melakukan mogok kerja karena tidak menemui kesepakatan dengan AMPTP. Mogok sudah dimulai sejak awal Mei lalu dan belum berhenti hingga saat ini.
Sementara itu, para sutradara film dan televisi memilih untuk meratifikasi kontrak baru tiga tahunan dengan studio besar Hollywood.
(chri)