Perilisan buku memoar Pangeran Harry yang berjudul Spare membuat keluarga kerajaan Inggris kelimpungan. Kerajaan disebut tidak ingin ada anggota keluarga lainnya yang menulis buku lagi seperti Harry.
"Keluarga kerajaan tidak ingin ada anak lain yang menulis buku, buku lain seperti Spare," kata Christopher Andersen, penulis biografi kerajaan kepada Us Weekly, Senin (24/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keinginan keluarga kerajaan ini mempertimbangkan perasaan George, anak sulung Pangeran William dan Kate Middleton.
"Mereka harus memikirkan perasaan George terkait hubungannya dengan saudara-saudaranya," ujar Andersen. "Georga punya banyak tekanan."
George disebut memiliki tekanan karena menjadi penerus kedua setelah ayahnya dalam mewarisi tahta kerajaan. Sehingga, ia harus menjaga hubungannya dengan kedua adik-adiknya, Charlotte dan Louis.
Namun, kata Andersen, hubungan George dengan Charlotte dan Louis berjalan baik-baik saja. "Lebih sehat daripada yang sering terjadi di keluarga kerajaan," ucapnya.
"Dia punya dua saudara yang bisa membantunya, yang bisa meringankan sebagian tekanan dan berbagi beban," imbuh Andersen.
Memoar Pangeran Harry berjudul Spare membahas berbagai hal terkait kehidupan Harry sejak kecil di lingkungan Kerajaan Inggris.
Hal itu meliputi bagaimana keluarga memelihara citranya di mata publik, perjalanan dinas militer ke Afghanistan, hingga menjadi suami Meghan Markle sekaligus ayah dari Archie dan Lilibet.
Harry sebelumnya sempat bercerita bahwa draf pertama Spare sebenarnya memiliki 800 halaman dan berpotensi dijadikan dua buku, tapi beberapa bahan dikeluarkan dengan alasan efisiensi halaman. Sedangkan hal-hal yang lain tak dimasukkan karena dirasa "tidak mungkin" ikut terbit dalam versi akhir.
Ada konflik yang melibatkan dirinya dengan kakak dan ayahnya, Pangeran William dan Raja Charles. Tapi, Harry menghapus bagian tersebut karena tak ingin dunia mengetahuinya.
Spare juga mendapat reaksi positif dari pembaca meski memicu kontroversi sejak resmi terbit pada Januari 2023. Buku itu bahkan sudah menjadi perbincangan seiring dengan pengakuan Harry dalam memoar yang terungkap beberapa hari menjelang perilisan.
Buku itu juga mencatat rekor dunia sebagai buku nonfiksi dengan penjualan tercepat sepanjang masa yang terjual 1,43 juta eksemplar pada hari pertama penjualan di Inggris, AS, dan Kanada.