Sejumlah kritikus beranggapan Mutant Mayhem berhasil menyuguhkan kesegaran di tengah tren adaptasi intellectual property (IP) yang berujung lesu.
Tomris Laffly, kritikus dari The Wrap, menilai animasi itu berhasil menang di hati penonton tanpa perlu berubah atau melenceng jauh dari karya aslinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegembiraan dari apa yang membuat Mutant Mayhem itu berhasil adalah karena ini benar-benar sebuah film keluarga," tutur Luberto dari Arizona Republic.
"Mutant Mayhem adalah kemenangan kecil di dunia IP yang melelahkan, yang tidak perlu bermutasi menjadi lebih jauh agar dapat diterima," ungkap Laffly.
Di sisi lain, beberapa aspek dalam Mutant Mayhem juga tetap mendapat kritik dari para kritikus. John Wenzel dari Denver Post menilai adaptasi terbaru TMNT itu ternyata masih terjebak masalah yang sama dengan pendahulu.
Kritik terhadap cerita dan eksekusi film juga dilontarkan kritikus lain, seperti Maya Phillips dari New York Times. Menurutnya, plot Mutant Mayhem tidak memiliki kejutan yang terlalu berarti.
Film itu bahkan dinilai memiliki pesan yang terlalu klise karena tidak imajinatif dalam menyampaikan pesan-pesan itu sepanjang cerita.
"Meski Mutant Mayhem melakukan beberapa hal dengan benar, mulai dari pengisi suara hingga asal-usul kura-kura ninja versi terbaru, ia juga terjebak dalam masalah yang sama dengan pendahulunya," tulis Wenzel.
"Ada sedikit kerumitan pada karakter dan tak ada kejutan pada plot. Bahkan, pesannya diungkapkan dengan tidak imajinatif sehingga terasa klise," tutur Maya Phillips.
Mutant Mayhem diarahkan Jeff Rowe dengan naskah garapan Seth Rogen, Evan Goldberg, Dan Hernandez, serta Benji Samit. Film ini merupakan adaptasi TMNT ketujuh sekaligus versi reboot dari serial asli.
Film animasi itu dibintangi sederet aktor yang bergabung sebagai pemeran utama, yakni Micah Abbey, Shamon Brown Jr., Brady Noon, hingga Nicolas Cantu.
Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem tayang 9 Agustus di bioskop.