Mantan manajer Lil Tay, Harry Tsang tidak percaya dengan alasan bahwa akun media sosial rapper remaja itu diretas sampai mengumumkan kabar meninggal. Ia bahkan menduga alasan tersebut mengada-ada.
"Saya pikir dia masih hidup, dan saya rasa itu palsu," kara Tsang kepada New York Post seperti yang dirilis pada Kamis (10/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tak percaya apapun yang mereka bilang soal peretasan," lanjutnya. "Saya senang dia baik-baik saja,"
Komentar Tsang ini hadir setelah pihak keluarga Lil Tay membantah pengumuman di media sosial rapper tersebut bahwa remaja 14 tahun itu meninggal dunia dan membuat heboh banyak orang.
Dalam keterangan kepada TMZ, keluarga Lil Tay mengatakan kabar duka itu bohong, termasuk mengenai saudara laki-laki si rapper yang disebut juga meninggal dalam pengumuman di Instagram pada Rabu (9/8).
"Saya ingin memperjelas ini semua bahwa saya dan saudara laki-laku saya aman dan masih hidup, tapi saya sangat sedih dan kesulitan untuk menemukan kata yang pas untuk itu," kata Lil Tay melalui keluarganya pada Kamis (10/8) waktu AS.
"Ini adalah 24 jam yang benar-benar buat saya trauma. Sejak kemarin, saya dibanjiri telepon penuh isak tangis dan kesedihan dari orang-orang yang saya sayangi sambil menyelesaikan masalah ini." lanjutnya.
Ia kemudian mengatakan pengumuman duka yang ada di Instagramnya adalah hasil peretasan pihak ketiga yang ingin menyebarkan kabar bohong tentangnya, bahkan hingga ke nama aslinya.
Lil Tay mengaku berterima kasih kepada Meta karena bisa kembali mengakses akun Instagramnya. Unggahan mengenai kematian Lil Tay juga telah dihapus dari platform media sosial tersebut.
Sementara itu, kabar Lil Tay meninggal sendiri sebelumnya diragukan oleh Tsang. Kepada Insider, seperti diberitakan Rabu (9/8), ia mengatakan memerlukan pertimbangan yang masak untuk mencerna situasi tersebut.
"Dengan keruwetan keadaan saat ini, saya berada pada titik di mana saya tidak dapat dengan pasti mengonfirmasi atau menolak keabsahan pernyataan yang dikeluarkan oleh keluarga," kata Tsang.
Seorang mantan manajer Lil Tay lainnya juga menyatakan hal serupa. Ia meragu karena pernyataan kematian di media sosial remaja itu tak mencantumkan nama perwakilan keluarga.
"Satu hal yang saya pertanyakan adalah siapa yang mengunggah pernyataan itu dan mengapa tidak ditandatangani oleh anggota keluarga," ujar mantan manajer yang enggan disebut namanya itu.
"Mengapa tidak ditandatangani, 'Ini dari ibu Tay,' atau 'Ini dari ayah Lil Tay,' atau dari perwakilan resmi? Mengapa tidak ada lampiran?" lanjutnya.
Lil Tay sebelumnya meraih ketenaran pada 2017 ketika saat itu baru berusia sembilan tahun. Ia mengklaim dirinya sendiri sebagai "flexer termuda abad ini.
Saat itu, ia dikenal dengan konten video Instagram dengan kata kasar, penuh tumpukan uang, dan menjalani kehidupan yang mewah. Dalam sebuah video, Lil Tay merapalkan rap soal membeli mobil sport seharga US$200 ribu meski tidak punya SIM.
Ia kemudian menghilang tanpa mengunggah satu pun konten sejak Juni 2018, di tengah konflik hak asuh antara kedua orang tuanya. Tak lama, akun itu mengunggah Stories bertuliskan 'tolong aku' dan memicu kekhawatiran atas Lil Tsay.
Beberapa bulan kemudian, terdapat serangkaian unggahan yang menuduh ayah Tay, Christopher Hope, telah melakukan kekerasan. Kabar-kabar tersebut mendadak diunggah dalam laman Instagram Tay, dan kemudian diketahui sebagai bentuk upaya peretasan.
Harry Tsang, yang saat itu masih menjadi manajer Tay, memberitahu The Daily Beast bahwa tuduhan-tuduhan tersebut adalah tuduhan palsu.
(end)