Namun, semua itu disajikan dengan sinematografi dan scoring yang membuatnya menjadi sebuah film black comedy.
Hal tersebut sudah terlihat sejak menit awal film yang menginformasikan pergeseran makna kepemilikan apartemen di Korea Selatan dan menariknya itu ditampilkan lewat klip bak iklan penjualan apartemen 'Senin harga naik' yang kerap diputar setiap pagi pada akhir pekan di televisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula saat menampilkan sistem bermasyarakat yang seperti disetel ulang di tengah distopia, termasuk saat menampilkan adegan kekerasan dengan scoring bahkan lagu bernada ceria.
Namun, hal itu pula yang sepertinya menjadi catatan kecil untuk Concrete Utopia karena dilakukan berulang kali sehingga film sempat terasa begitu panjang.
Selebihnya, baik plot, visual dan juga CGI, serta akting para bintang Concrete Utopia begitu baik. Lee Byung-hun kembali tampil sebagai pemeran utama yang tak banyak omong dengan segudang misteri di belakangnya, seperti saat menjadi The Frontman dalam Squid Game.
![]() |
![]() |
Begitu pula dengan Park Seo-joon dan Park Bo-young yang menjadi pasangan saling melengkapi, Kim Sun-young, Kim Do-yoon, dan Park Ji-hu yang bisa membuat penonton mempertanyakan siapa sesungguhnya yang masih bisa berpikir jernih di tengah situasi tersebut.
Pada akhirnya, Concrete Utopia menjadi film yang menggugah pikiran mengenai batasan baik dan buruk, kemudian pilihan ego dan kemanusiaan karena seberapa jauh tindakan jahat manusia dapat dibenarkan untuk tetap bertahan hidup di tengah keadaan luar biasa.
Concrete Utopia yang diberi label 17 tahun ke atas ini tayang sejak 23 Agustus di bioskop Indonesia.