Begitu pula dengan Ihwan Zuhdi. Penyulih karakter Zoro di serial live action One Piece ini juga kerap digunakan suaranya untuk proyek promosi acara televisi swasta nasional.
"Kalau aku sejauh ini [pendapatan dari dubbing] memenuhi," kata Ihwan.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andromeda Veliano dan Bintang Gautama juga senada. Merkea mengaku pundi-pundi dari berakting bermodal suara ini bisa menambah uang jajan mereka sembari meneruskan kuliah.
Bukan cuma Andromeda dan Bintang, Melodya Apriliana juga mengakui dirinya menjadi seorang dubber sembari menjalani pekerjaan lain. Menjalani dua pekerjaan sekaligus ia akui menuntut manajemen waktu yang ketat dan baik.
"Jadwal dubbing tidak sefleksibel bayangan orang," kata Melodya.
"Misal kita diberi dubbing hari ini jam sekian, belum tentu bisa diganti besok, karena dubber-nya kan banyak. Apalagi kalau revisi yang agak merepotkan." lanjutnya.
Tantangan itupun belum termasuk dari komentar para penonton yang tak semuanya bernada positif. Seringkali, berbagai komentar pedas, nyinyir, hingga menusuk perasaan.
Namun seperti kreator lainnya, para dubber ini memilih tak menghiraukan berbagai komentar negatif tak konstruktif. Mereka menilai, respons itu sebagai bukti bahwa karya tersebut berhasil sampai ke penonton.
Akan tetapi bukan berarti para dubber ini mengerjakan profesi mereka dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Melodya bahkan mengaku masih kerap mengkritisi diri sendiri.
"Kalo aku self-criticism-nya masih sangat tinggi. Ada masanya, 'gue mending enggak usah tonton deh' karena aku merasa 'kok suara gue begini sih'," kata Melodya.
"Padahalkan dubbing itu ada pengarah dialog, ada recording engineer. Mereka yang mengarahkan kalau mereka sudah oke, ya berarti oke." lanjutnya.
(aca/end)