Meski demikian, skor cukup impresif itu menyisakan sejumlah komentar miring kritikus. Beberapa kritikus menilai eksekusi A Haunting in Venice justru menurun dibanding dua film terdahulu.
Kritikus Washington Post, Ann Hornaday, mengamini anggapan penurunan tersebut. Meski demikian, Ann mengapresiasi elemen artistik A Haunting in Venice sebagai pilihan yang menarik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Christian Zilko dari indieWire juga menyoroti deretan bintang papan atas yang dinilai gagal menampilkan performa terbaiknya dalam A Haunting in Venice. Ia menilai bintang sekelas Michelle Yeoh hingga Tina Fey tak mampu membuat film ini menjadi memuaskan.
Sementara itu, Kyle Smith dari Wall Street Journal menilai unsur menyeramkan dalam karya Branagh tersebut tetap menghibur terlepas dari cerita yang membosankan.
"Kekuatan bintang sebesar apa pun tidak dapat mengimbangi fakta bahwa tidak ada seorang pun yang terhibur," ujar Zilko.
"Setidaknya saya tertarik dengan kejadian seram yang muncul, bahkan ketika saya semakin bosan dengan usaha keras Branagh mengubah cerita detektif biasa menjadi film horor," ungkap Kyle Smith.
A Haunting Venice diadaptasi dari novel Hallowe'en Party karya Agatha Christie. Namun, penulis skenario Michael Green juga mengambil referensi dari cerita Christie yang lain, seperti kumpulan cerpen sang penulis berjudul The Last Seance.
Film ini kembali digarap Kenneth Branagh yang sekali lagi memerankan karakter detektif legendaris Hercule Poirot. Selain itu, sejumlah aktor hit ikut bergabung dalam edisi ketiga waralaba Hercule Poirot tersebut.
Beberapa di antaranya, yakni Kyle Allen sebagai Maxime Gerard, Jamie Dornan sebagai Dr. Leslie Ferrier, hingga Camille Cottin sebagai Olga Seminoff. Kemudian, Tina Fey memerankan Ariadne Oliver, sementara Michelle Yeoh berperan sebagai Joyce Reynolds.
A Haunting in Venice tayang di bioskop mulai 13 September.
(frl/chri)